Inilah Bocoran Isi Dokumen Rahasia Perang Afganistan ; Lebih dari 90 ribu dokumen rahasia AS terkait perang di Afghanistan bocor dan dipublikasikan oleh situs Wikileaks. Kebocoran dokumen rahasia ini merupakan terbesar sepanjang sejarah militer Amerika Serikat. Gedung Putih mengecam pembocoran dokumen ini sebagai perbuatan yang tidak bertanggung jawab.
Dan tiga dokumen utama yang dipublikasikan itu memuat catatan yang berisi pembunuhan warga sipil Afghanistan yang ditutup-tutupi. Kebocoran dokumen rahasia itu juga dimuat harian The Guardian, Inggris, New York Times dan surat kabar Jerman Der Spiegel.
Berdasarkan dokumen itu, terungkap kegagalan AS dalam perang di Afganistan. Laporan ini menunjukkan bagaimana pasukan koalisi telah menewaskan ratusan warga sipil dalam berbagai insiden namun tidak dilaporkan. Tidak hanya itu, serangan Taliban ternyata telah 'dibesar-besarkan'. Disebutkan adanya ketakutan komandan NATO atas keberadaan Pakistan dan Iran yang memicu pemberontakan, berdasarkan laporan The Guardian, Senin (26/7).
Pengungkapan ini berasal dari 90 ribu catatan kejadian dan laporan intelijen soal konflik yang di peroleh situs WikiLeaks di mana ini menjadi 'salah satu kebocoran terbesar dalam sejarah militer AS'. Data ini kemudian dikutip oleh beberapa media di antaranya Guardian, New York Times dan media mingguan Jerman, Der Spiegel.
Data tersebut menjadi pukulan dalam sejarah pertempuran yang telah berlangsung selama 6 tahun ini. Perang Afganistan diperkirakan telah merenggut hidup 320 tentara Inggris dan lebih dari 1.000 tentara AS.
Dokumen ini menunjukkan adanya unit operasi rahasia khusus Task Force 373 guna menyerang pihak pemberontak dan teroris tingkat tinggi. Beberapa penggebrekan telah membunuh warga sipil Afganistan, namun lagi-lagi dirahasiakan.
Beberapa orang yang telah dibunuh adalah Agha Shah, seorang agen intelijen yang tewas bersama 4 orang lainnya pada bulan Juni 2009. Pihak lain adalah Abu Laith Al-Libi yang merupakan komandan senior militer Al-Qaeda. Al-Libi berada di perbatasan Mir Ali, Pakistan. Wilayah ini menjadi tempat persembunyian beberapa pemimpin senior Al-Qaeda.
Operasi penyerangan Al-Libi pada bulan Juni 2007 telah memakan korban 6 orang target pemerintah AS dan 7 orang anak-anak yang tidak memiliki kaitan dengan perang tersebut. Guardian melaporkan 2 ribu tokoh Taliban dan Al-Qaeda menjadi target dalam daftar pembunuhan yang dikenal sebagai JPEL (Joint Prioritized Effect List).
Di lain pihak, penasehat Keamanan Nasional AS, James Jones mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa data tersebut mungkin didapat oleh pihak WikiLeaks namun tidak menghubungi pihak pemerintah sebelumnya. "Pemerintah AS telah belajar dari organisasi media bahwa beberapa dokumen mungkin telah disebarluaskan," ujar Jones. Ia juga mengutuk tindakan ini sebagai 'kebocoran yang tidak bertanggung jawab'.
Pernyataan Jones menunjukkan perhatian yang khusus mengenai hubungan AS dan pakistan. Kerja sama ini diduga telah memungkinkan agen mata-mata membatu tindakan pemberontakan. Departemen pertahanan telah menolak permintaan CNN untuk berikan komentar dan belum melakukan verifikasi keaslian dokumen karena belum sepenuhnya melihat dokumen tersebut. Pihak Pentagon sendiri tampaknya belum siap untuk memberikan komentar.
John Kerry, Ketua Senate Foreign Relations Committee mengeluarkan pernyataan, "Bagaimanapun, pengungkapan dokumen ilegal ini telah menimbulkan pertanyaan serius soal realitas kebijakan Amerika menyangkut Pakistan dan Afganistan. Kebijakan ini berada dalam tahap kritis. Keberadaan dokumen tersebut mungkin sangat menggaris bawahi tindakan pemerintah sehingga dibutuhkan pengujian data sebagai kebijakan yang mendesak."
Berdasarkan informasi dari James Jones, dokumen yang dilaporkan oleh WikiLeaks merupakan data dari Januari 2004 hingga Desember 2009. Pada 1 Desember 2009, Presiden Obama mengumumkan strategi baru soal peningkatan substansi sumber daya di Afganistan dan menambah fokus keberadaan Al-Qaeda serta Taliban guna meningkatkan keamanan Pakistan.
Dalam dokumen tersebut juga disebutkan keprihatinan NATO terhadap Pakistan dan Iran yang dianggap membantu pemberontakan Taliban di Afghanistan. Duta besar Pakistan di Washington Hussain Haqqani menegaskan laporan-laporan dalam dokumen-dokumen itu tidak menunjukkan kenyataan di lapangan.
"Amerika Serikat, Afghanistan dan Pakistan adalah mitra strategis. Kami bekerja sama dalam upaya mengalahkan Al Qaida dan sekutu Taliban baik secara militer dan politik," kata Dubes Husain Haqqani dikutip bbc. Baca Dampak Bocornya Dokumen Rahasia Perang Afghanistan terhadap Pemerintah Obama
Dari dokumen itu tergambar betapa sulitnya perang di Afghanistan serta banyak korban masyarakat sipil yang tidak pernah dipublikasikan. Militer AS mengecam bocornya dokumen rahasia itu karena dinilai membahayakan prajurit AS yang sedang bertugas di Afghanistan.
ISI DOKUMEN YANG BOCOR
1. Taliban memiliki akses untuk memperoleh misil pencari panas portabel untuk menembak pesawat-pesawat tempur.
2. Sebuah pasukan khusus Angkatan Darat dan Laut AS terlibat dalam misi untuk menangkap atau membunuh para pimpinan pemberontak.
3. Banyak korban sipil tidak dilaporkan, baik yang merupakan korban bom Taliban atau misi NATO yang salah sasaran
Dokumen-dokumen tersebut berasal dari tahun antara 2004-2009, sebelulm Presiden Barack Obama menyampaikan strategi baru perang Afghanistan yang diikuti penambahan personil militer di negeri itu. Pejabat militer AS menyebut situs Wikileaks sebagai sebuah organisasi yang menentang kebijakan pemerintah AS di Afghanistan.
Situs Wikileaks mempublikasikan serangkaian dokumen dengan judul Buku harian Perang Afghanistan. Wikileaks mengatakan telah menunda publikasi sekitar 15.000 laporan dari arsip itu sebagai bagian dari proses mengurangi kerusakan yang diminta oleh beberapa sumber
Home
Gaza internasional
Inilah Bocoran Isi Dokumen Rahasia Perang Afganistan
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam