Warga Wiyung Boikot Pilkada Surabaya

Berita Lampung Warga Wiyung Boikot Pilkada Surabaya ; Seratus warga Rukun Tetangga 1 dan Rukun Warga 6 Wiyung, Surabaya, memboikot pemilihan wali kota Surabaya, Rabu (2/6). "Kami gak mau nyoblos karena tidak dapat surat panggilan," kata Kumarto, perwakilan warga. Ia mengatakan kurang lebih seratus warga tidak mendapat panggilan dari kelompok panitia pemungutan suara (KPPS) setempat. Ada 19 RT dari lima RW yang memboikot pemilihan. "Enam anggota keluarga kami juga tidak dapat kartu panggilan," ujarnya.

Menurutnya, KPPS berusaha menghilangkan suara orang lain dengan tidak memanggil warga yang mempunyai hak pilih. "Kami juga ingin nyoblos kalau ada jaminan bisa nyoblos meski tidak terdaftar di daftar pemilih tetap," ujarnya. Ia menyarankan harusnya KPPS melakukan sosialiasi dan masuk ke kampung-kampung untuk mengajak warga menggunakan hak pilihnya meskipun tidak mendapatkan kartu panggilan.


Ketua Panita Pemilihan Kecamatan (PPK) Wiyung, Askan, mengatakan, tindakan boikot yang dilakukan warga Wiyung jumlahnya tidak mencapai ratusan. "Dari data kami hanya puluhan orang saja," ujarnya.

Boikot yang mereka lakukan bukan karena tidak mendapatkan surat panggilan dari KPPS. "Namun mereka menolak surat panggilan dari KPPS," ujarnya. Alasan penolakan warga lanjut dia karena adanya warga kecewa dengan Pemerintah Kota (Pemkot) setempat yang tidak serius menangani banjir di wilayah setempat. "Jadi bukan kami yang sengaja tidak memanggil mereka, namun mereka yang menolak," kata dia.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya, Eko Sasmito mengatakan meski warga tidak mendapatkan kartu panggilan namun mereka masih tetap bisa mencoblos asalkan terdaftar di DPT. "Saya sudah mendengar informasi tentang Wiyung dan mereka sengaja tidak mau nyoblos," kata Eko. Ia menghimbau warga menggunakan hak pilihnya dan tidak terprovokasi dengan kelompok tertentu.