Berita Lampung atu Rania dari Jordania Senin mengecam Israel atas serangan yang mematikan terhadap armada kapal bantuan kemanusiaan ke Gaza pekan lalu, dan memperingatkan bahwa kebijakan garis keras terhadap Palestina bisa melenyapkan sikap moderat di kawasan itu.
Menulis di surat kabar The Independent, dia mengatakan, blokade Israel terhadap Gaza telah "mengurangi fungsi baru, penjara terbuka", dan menambahkan: "Setiap hari blokade berlanjut ke hari berikutnya pada sisa-sisa kemanusiaan kami yang berada di bawah kepungan."
Serangan Israel terhadap konvoi kapal yang berusaha memecahkan blokade, yang menyebabkan sembilan aktivis tewas, itu dilakukan dengan "terang-terangan dan tak mempedulikan secara naif apapun hukum internasional yang berlaku, hak-hak azasi manusia (HAM) dan norma-norma diplomatik," katanya menegaskan.
"Meskipun saya bingung dan sangat marah terhadap serangan itu, saya tidak heran atas tindakan mereka tersebut," tulis ratu, yang menuding hal itu adalah akibat dari doktrin membela diri yang "bertujuan utama untuk tetap bertahan hidup - dan menghalangi apapun."
Isteri Raja Abdullah II itu melanjutkan: "Dengan mengandalkan kewenangan dan imunitas mereka , para pemimpin Israel merasa memiliki hak untuk berbuat apapun yang mereka inginkan dan tidak mempedulikan teriakan internasional."
Dia memperingatkan dampak jangka panjang dari tindakan-tindakan seperti itu, menulis: "Saya takut jika gelombang tak surut di kawasan kami, dan kelompok moderat akan berada di antara korban yang paling disakiti melanjutkan agresi dan kebijakan garis keras mereka."
Jordania, yang menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel pada 1994, telah bergabung pada masyarakat internasional untuk mengecam dan menyerukan perlu diadakannya penyelidikan terhadap serangan armada itu, yang menurut negara Yahudi tersebut diprovokasi oleh para pegiat di kapal tersebut.
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam