Hasil Survei Dituding PenyebabKerusuhan Pilkada di Sulawesi Selatan ; Himpunan Mahasiswa Islam dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah prihatin atas kerusuhan di sejumlah kabupaten yang dilanda kerusuhan pascapemilihan kepala daerah. Pemicu kerusuhan di wilayah Sulawesi Selatan itu umumnya karena pasangan calon tidak siap menerima kekalahan dan terkesan membiarkan massanya marah.
Kerusuhan itu pecah di Kabupaten Tana Toraja, Soppeng, Maros, dan Gowa. Massa merusak kantor kecamatan, gedung Dewan, dan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU). “Ini bukan kesalahan masyarakat, tapi mencirikan para elite politik tidak memberikan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat,” kata Ketua Umum HMI Cabang Gowa Raya, Alumnus Zainuddin, Minggu (27/6).
Menurut Alumnus, budaya tak bisa menerima kekalahan ini bukan kali ini saja. Setiap penyelenggaraan pemilihan kepala daerah kasus penolakkan mereka yang menang sudah menjadi kebiasaan politikus. Mereka biasa mencari kesalahan lawannya yang menang. “Kami sangat menyayangkan para politisi tersebut. Seharusnya mereka memperlihatkan nilai-nilai demokrasi kepada pendukungnya,” ujar dia.
Artinya, kata dia, pasangan calon harus siap kalah. Di Sulawesi Selatan pada Rabu pekan lalu menggelar pemilihan 10 kepala daerah secara serentak.Penghitungan cepat versi lembaga survei, menurut Alumnus, juga bagian dari biang pemicu kerusuhan. Masyarakat yang mudah marah, langsung terbakar hatinya begitu melihat calon yang didukung keok.
"Padahal, penghitungan cepat belum tentu akurat. Kami berharap kepada masyarakat tidak langsung percaya dengan hasil perhitungan cepat lembaga survei. Silakan tunggu hasil akhir perhitungan KPU,” dia menegaskan.
Ketua umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Gowa, Baharuddin Mapparenta, menambahkan semua calon bupati dan wakil bupati tidak menyulut massa yang mudah bentrok. “Kasian masyarakat jadi korban kepentingan politik dan kekuasaan,” kata Mapparenta.
Kepala Polres Gowa, Ajun Komisaris Besar Rudi Hananto, sebelumnya sudah memperingatkan kepada pendukung pasangan calon agar tidak mudah terprovokasi hasil survei. “Hasil itu menyesatkan, bukan hasil resmi,” kata Rudi.
Home
pilkada sulsel
Hasil Survei Dituding PenyebabKerusuhan Pilkada di Sulawesi Selatan
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam