Berita Lampung Hasil Pilwali Surabaya Arif Afandi-Risma Bersaing Ketat ; Direktur PuSDeHAM M. Asfar memprediksi, berdasarkan pantauan hingga Selasa (1/6) tadi malam, hasil surveinya yang telah dirilis Mei lalu tidak berubah. Survei itu menyatakan, peluang CACAK mencapai 70%. Sedangkan pasangan Tri Rismaharini (Risma)–Bambang DH 30%. ’’Sampai sekarang prediksi saya pasangan CACAK mengungguli pasangan lain,” kata Asfar dihubungi, Rabu (2/6).
Asfar mengatakan, survei PuSDeHAM ber-margin error 5 persen. Pasangan CACAK memperoleh 36,17 persen. Pasangan Risma-Bambang (Rido) 32,92 persen, FU-Bustami 14,27 persen, Sutadi-Mazlan (Dimas) 7,26 persen, dan Fitra-Naen 4,13 persen.
’’Perolehan suara antara CACAK dan Risma-Bambang terpaut 3% dengan keunggulan CACAK. Perbedaan perolehan suara 3% ini cukup mencolok dan perolehan suara pasangan CACAK bisa meninggalkan perolehan suara cukup jauh pesainganya, Risma-Bambang. Kans CACAK menang cukup besar,” ungkapnya.
Sebelumnya, survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis awal Mei lalu menyebutkan, CACAK meraup dukungan suara sekitar 34 persen, Tri Rismaharini–Bambang DH (RIDHO) 19 persen, BF Sutadi-Mazlan Mansur (DIMAZ) 7 persen, Fandi Utomo-Yulius Bustami (FUYU) 4 persen, dan Fitradjaja-Naen Suryono 1 persen.
Menurut Asfar, 1-3 hari menjelang Pilwali, sempat berkembang adanya isu politik uang. Sebab, akan ada konglomerat asal Jakarta menggerojok dana kepada salah satu kandidat. Tujuannya mendongkrak suara salah satu pasangan cawali-cawawali tersebut dan mengurangi suara pasangan suara pasangan yang memiliki kans besar untuk menang.
Namun, isu itu tampaknya hanya sekadar isu dan politik uang dengan dana gerojokan dari Jakarta ternyata tidak pernah ada. ’’Isu yang muncul tidak jadi kenyataan, sehingga tidak terlalu banyak mengubah atau berdampak banyak pada hasil survei saya,” ujarnya.
Karena itu, lanjut dia, pasangan CACAK diprediksi tetap akan mengungguli pasangan cawali lain. ’’Meski demikian, saya masih belum bisa menyimpulkan siapa yang memenangkan pilwali kali ini,” urainya.
Prediksi kemenangan CACAK tersebut, kata Asfar, juga didukung atas fakta bahwa pemilih wanita banyak yang memilih CACAK dengan prosentase 35 persen lebih. Sedangkan pemilih wanita yang memilih pasangan Risma-Bambang sebanyak 30 persen.
Selain itu, afiliasi organisasi masyarakat dan keagamaan, pasangan CACAK sangat kuat di kalangan warga nahdhiyin NU. Sedangkan Risma-Bambang kuat mendapatkan dukungan dari warga Muhammadiyah. ’’Kami prediksi pilwali hanya satu putaran,” katanya.
Menurut dia, belakangan memang ada data dan trend mengalami perubahan, tapi peluang untuk dua putaran sangat kecil. ’’Sekali lagi, tidak mudah memastikan siapa yang menang, tapi prediksi CACAK memenangkan satu putaran dalam Pilwali Surabaya yang paling besar,” beber Asfar.
Hariadi, pakar politik Unair, juga mengatakan hal serupa. Prediksinya, pasangan CACAK akan unggul dalam pilwali kali ini. Pasangan ini masih menjaga tingkat elektabilitas dan popularitas yang dibangun sejak akhir tahun lalu.
’’Melihat situasi politik selama menjelang Pilwali hingga pencoblosan hari ini, saya lihat pasangan CACAK masih unggul dari pasangan lain, tapi semuanya masih perlu menunggu penghitungan suara selesai,” kata Hariadi.
Menurut dia, terlepas dari masih banyaknya goplut, namun pasangan CACAK terlihat belum tergoyahkan. Kalau pun, ada penurunan suara dukungann, tapi pasangan ini memiliki peluang besar memenangkan pilwali Surabaya. ’’Saya tidak melihat adanya peningkatan dukungan dari Cawali lain, karena itu pasangan CACAK tetap unggul,” urainya.
Ketua KPU Surabaya Eko Sasmito mengatakan, proses pemungutan suara Pilwali Surabaya yang berlangsung hari ini tergolong lancar. Meski tidak sepenuhnya menaruh minat warga Surabaya mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS), namun Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya menyebut, masyarakat tetap memiliki keinginan mendatangi TPS. “Cukup menggembirakan dan lancar sesuai dengan harapan,” katanya.
Menurutnya, setelah penutupan coblosan pukul 13.00 WIB, petugas KPPS langsung mengumpulkan semua surat suara yang sudah dicoblos. Semua surat suara nantinya akan dikumpulkan ke PPS masing-masing di tiap kelurahan. ’’TPS ditutup pukul 13.00 dan langsung dihitung di tingkatan PPS,” ungkapnya.
Setelah proses penghitungan suara akan diteruskan ke penghitungan suara di tingkatan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Selanjutnya, PPK akan merekapitulasi hasil penghitungan dalam waktu 3 hari. ’’Sejak menerima dari PPS, PPK diberi waktu antara 3 – 5 Juni untuk merekapitulasi hasil penghitungan suara,” jelasnya.
Setelah itu, PPK meneruskan data yang terkumpul tersebut ke program komputer di KPU. PPK di kecamatan diberi alokasi waktu mulai 6 – 10 Juni untuk merekapitulasi hasil penghitungannya. “Hasil itu kemudian dikirim ke KPU untuk direkap ulang hasil yang sudah di hitung mulai dari KPPS, PPS hingga PPK,” jelas Eko.
Ia juga menuturkan, selama berlangsungnya pencoblosan pada 2 Juni 2010, KPU Kota Surabaya bersama desk Pemilukada Pemkot Surabaya terus melakukan monitoring. Ada beberapa lokasi TPS yang digunakan untuk pemungutan suara (TPS) yang dipantau langsung ke lapangan.pur, sab
Home
pilkada surabaya
Hasil Pilwali Surabaya Arif Afandi-Risma Bersaing Ketat
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam