Selamat datang di Berita Lampung Online

Debat Kandidat Calon walikota Bandar Lampung Saling Sindir Eddy Sutrisno Diam

Monday, June 14, 20100 komentar

Berita Lampung Debat Kandidat Calon walikota Bandar Lampung Saling Sindir Eddy Sutrisno Diam : Debat kandidat enam pasangan calon wali kota-wakil wali kota Bandarlampung tadi malam jadi ajang saling sindir. Umumnya, mereka tak bisa memanfaatkan waktu yang diberikan panitia dua menit untuk menyampaikan pandangannya secara gamblang.

Debat yang digelar KPU Bandarlampung di ballroom Hotel Novotel ini dibagi dalam tiga segmen. Pertama, setiap pasangan calon diberi waktu masing-masing dua menit untuk memaparkan visi-misinya. Kedua, diberi pertanyaan yang sama oleh panelis. Yakni Ketua IDI Lampung dr. Hernowo Anggoro Wasono, M.Kes. dan akademisi Samsuri. Ketiga, semua pasang dilontarkan pertanyaan oleh panelis. Namun, kali ini berbeda-beda.

Selama debat berlangsung, suasana saling sindir sangat terasa, terutama antara dua pasangan incumbent. Yakni antara pasangan calon Eddy Sutrisno-Hantoni Hasan dan Kherlani-Heru Sambodo. Saat menyampaikan visi-misi tentang kesehatan, misalnya, calon wali kota dari Partai Golkar Kherlani menyatakan puskesmas rawat inap paling dibutuhkan warga, bukan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Padahal, RSUD Bandarlampung yang diresmikan 29 April 2010 merupakan kebanggaan Eddy Sutrisno.

’’Jika terpilih menjadi wali kota dan wakil wali kota, kami akan menyediakan satu unit puskesmas rawat inap untuk meng-cover 4–5 kelurahan,” katanya seraya menegaskan bukan membangun rumah sakit (RS) untuk menyaingi RS swasta.

Dikatakan pasangan calon nomor urut tiga ini, RS swasta bukan untuk disaingi. Keberadaan RS swasta memberikan kontribusi besar, yakni membuka lapangan kerja bagi tenaga kesehatan yang secara otomatis dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Sementara untuk dunia pendidikan, Khado menjanjikan jika terpilih akan memberikan pendidikan gratis kepada warga kota ini mulai SD–SMA. Secara umum, kata Kherlani, ia dan pasangannya ingin menjadikan Bandarlampung sebagai kota jasa dan perdagangan dengan melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan.

Lalu, untuk pertanyaan yang diberikan panelis pertama dr. Hernowo tentang kiat para pasangan calon untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, Heru Sambodo memaparkan jawabannya. Ia mengatakan, untuk mewujudkan kedua hal tersebut, pemkot memiliki peranan lebih aktif.

’’Kita harus mengembangkan dunia kesehatan sebagai aset pembangunan. Jadi bukan hanya infrastruktur yang dijadikan aset pembangunan,” kata Heru.

Pasangan calon wali kota-wakil wali kota nomor urut empat, Eddy-Hantoni, menyatakan dengan segala pencapaian pembangunan saat ini, maka baik untuk kembali meneruskan pekerjaan lima tahun lalu. Yakni terus mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera dengan peningkatan pelayanan publik oleh pemerintah daerah.

Di bidang kesehatan, kata Eddy, pihaknya akan melakukan penguatan terhadap fungsi puskesmas rawat inap. Lalu, mengoptimalkan program jaminan kesehatan masyarakat daerah (jamkesmasda). ’’Kita juga harus mengoptimalkan peranan RSUD Bandarlampung. Sudah 328 tahun kota ini berdiri, tapi baru tahun ini kita memiliki RSUD,” katanya disambut tepuk tangan para pendukungnya.

Eddy menambahkan, kehadiran RSUD juga bukan berarti untuk menyaingi RS swasta. Eddy menegskan, kehadiran RSUD Bandarlampung untuk memaksimalkan layanan kesehatan kepada warga kurang mampu. Sementara untuk pendidikan, calon wali kota yang diusung Partai Demokrat ini ingin mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Yakni dengan cara penguatan tata kelola pendidikan.

Kemudian untuk pertanyaan dr. Hernowo tentang cara mewujudkan penurunan angka tingkat kematian ibu dan bayi, Hantoni memberikan jawaban. Menurutnya, semasa pemerintahan Eddy Sutrisno, dalam kurun waktu 2005–2010 angka kematian ibu dan bayi telah mengalami penurunan.

Ia mengatakan, pada 2005, untuk kematian ibu terjadi 16 kasus. Pada 2009 menurun menjadi 14 kasus. Untuk angka kematian bayi dari 25 kasus per seratus ribu pada 2005 menjadi jadi 18 kasus per seratus ribu pada 2009. ’’Jadi apa yang dilakukan pemkot selama ini sudah benar. Tinggal bagaimana kita terus meningkatkannya,” katanya.

Lalu, untuk pembangunan pelayan kesehatan juga, kata dia, perlu adanya kerja sama dengan berbagai pihak. ’’Kita tidak boleh membangun kota ini hanya dengan perspektif permusuhan,” sambungnya.

Hantoni juga kembali memberikan jawaban meyakinkan ketika Samsuri menanyakan pertanyaan sama untuk bidang pendidikan. Ia mengatakan tidak boleh ada masyarakat di kota ini tidak sekolah mulai SD–SMA.

Pasangan calon tak ada yang spesial dalam penjabaran visi-misi maupun pemberian jawaban atas pertanyaan panelis. Pasangan calon Sauki Sobier-Syamsul Rizal memiliki visi-misi mewujudkan keamanan dan ketenteraman warga kota ini dalam menjalani hidup.

Dalam bidang kesehatan, kata Sauki, telah diatur oleh pemerintah pusat dan provinsi. Meski demikian, pemkot harus lebih banyak memberikan dorongan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan prima.

Pasangan Herman H.N.-Tobroni Harun memiliki visi-misi yang tak jauh berbeda dengan pasangan lainnya untuk pendidikan dan kesehatan. Yakni Menjadikan masyarakat kota ini yang aman, damai, sejahtera, dan modern.

’’Pendidikan berkaitan dengan kecerdasan hidup bangsa. Karena itu, alokasi anggaran 20 persen harus diwujudkan diimbangi dengan pembangunan sarana pendidikan dan pemberian beasiswa,” katanya.

Sementara untuk mengatasi tingginya angka kematian ibu dan bayi, Herman mengatakan perlu ditingkatkan gizi anak dan imunisasi setiap anak sesuai dengan yang dibutuhkan. Kematian ibu dapat diatasi dengan pemeriksaan rutin ke posyandu, RS, atau puskesmas terdekat. Sementara untuk balita perlu diberi susu yang baik di tingkat posyandu.

Pasangan calon selanjutnya, nomor urut lima, Dhomiril Hakim dan Sugiyanto, untuk pendidikan, anggaran 20 persen dari pemerintah harus diturunkan dengan benar. Sementara untuk kesehatan, kata dia, tidak ada lagi istilah bayar di muka baru pasien dapat dilayani.

Selanjutnya, pasangan Nurdiono-Dian Kurnia Laratte menekankan untuk menciptakan Bandarlampung menjadi kota jasa yang bermoral dan berbangsa. Kemudian untuk dunia pendidikan tidak hanya mengembangkan sisi kognitif, namun juga psikomotorik.

Dikatakan untuk kesehatan, akan menciptakan penurunan angka kematian ibu dan bayi. Lalu, memberantas HIV dan meningkatkan capaian usia harapan hidup. ’’Kami pada 2015 akan meningkatkan usia capaian harapan hidup menjadi 72 tahun. Kini baru 70,5 persen,” kata Nurdiono. Lalu, akan memberikan pelayann kesehatan pada ujung masyarakat dengan membentuk poskeskel.

Sementara di bidang pendidikan, penggunaan dana, menurut Nurdino dan Dian, perlu pengawasan dari masyarakat agar akuntabel dan terjadi pemerataan mutu. Karena itu, perlu ketransparanan. Ini agar dana memang benar-benar digunakan untuk pendidikan, bukan untuk birokrasi http://www.radarlampung.co.id/web/berita-utama/16251-debat-jadi-ajang-saling-sindir.html
Share this article :

Post a Comment

Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam

 
Copyright © 2011. Berita Lampung - All Rights Reserved
Template Created by Pakar Lampung Proudly powered by Blogger