Berita Lampung Bocah 2 Tahun di Sumatera Selatan Merokok 40 Batang Setiap Hari ; Baru saja kasus bocah perokok SW dari Malang selesai ditangani, kasus serupa muncul lagi di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Bocah perokok kali ini bahkan membuat Inggris dan Australia ikut geger. Bocah 2 tahun itu, menghabiskan 40 batang rokok dalam sehari.
Adalah media Inggris The Sun yang mengangkat berita soal bocah AR (2). “First shocking picture of smoking toddler - AR,” begitu disebut oleh The Sun edisi Rabu (26/5).
AR adalah putra pasangan Muhammad (30) dan Diana (26), warga Musi Banyuasin, Sumsel. AR diliput secara khusus oleh The Sun. “Jika tidak diberikan, AR akan marah, teriak-teriak dan membenturkan kepala ke tembok,” kata ibunya, Diana.
“Menurut saya, anaknya tampak sehat. Saya rasa tidak ada masalah,” kata Muhammad, ayah AR seperti diberitakan The Sun, yang membuat media Inggris geger. Koran-koran lain di Negeri Ratu Elizabeth II itu berlomba-lomba memberitakan AR, seperti Daily Mail.
Bahkan, berita AR juga menjadi perhatian media Australia, The Age, juga memuat berita soal bocah AR dalam terbitan Kamis (27/5) mengutip The Sun. Komentar-komentar para pembaca di Inggris dan Australia sangat menyuarakan keprihatinan. “Orang tua macam apa yang membiarkan anaknya merokok?” kata blueseas, pembaca The Sun.
Dibandingkan dengan SW, bocah 4 tahun asal Malang yang sempat bikin heboh karena merokok dan bicara cabul. SW yang kini sudah sembuh, dahulu sanggup menghisap satu bungkus rokok sehari. Ternyata, AR yang dua tahun lebih muda dibanding SW, sanggup merokok lebih banyak, dan hanya mau menghisap satu jenis rokok saja.
Dasyat di Youtube
Seperti halnya bocah SW, video bocah AR merokok pun beredar di Youtube. Namun bedanya, video bocah AR merokok lebih mendunia daripada video SW dahulu. Pantauan detikcom, Kamis (27/5) ada 17 video bocah AR merokok yang beredar di Youtube.
Penguploadnya antara lain ada yang dari Inggris, Jerman dan Spanyol. Judulnya pun bermacam-macam, namun umumnya berjudul ‘Smoking Baby Indonesia’ atau ‘Sumatran 2-Year Old Smoking’.
Video AR merokok ini rata-rata baru saja diupload. Semua masih dalam hitungan jam saja. Video paling lama diunggah 7 jam lalu atau sekitar pukul 05.00 WIB.
Video-video ini ternyata merujuk atau mengupload ulang video berita dari media Inggris, The Sun, yang memang membuat liputan soal bocah AR. Dalam video berdurasi 1 menit 8 detik itu, tampak bocah AR di teras rumah panggung sederhana dari kayu.
AR sedang naik mobil mainan sambil menghisap sebatang rokok, sementara anggota keluarga yang lain dan tetangga berada di sekitarnya. Terdengar suara jepretan kamera SLR berulang-ulang.
Tidak ada dialog seperti halnya video SW. Hanya ada pertanyaan dari sang fotografer apakah bocah gendut ini makannya banyak. Sementara AR hanya memanggil-manggil fotografer itu, “Om! Om!” kata AR.
AR tampak santai saat dijepret dan mau bergaya dengan mimik muka lucu. AR yang bertubuh tambun ini pun bergaya dengan mengepulkan asap rokok.
Setiap video AR yang beredar di Youtube, rata-rata ditonton ratusan orang. Namun sejumlah video AR dihapus Youtube karena menampilkan anak di bawah umur yang merokok. Meski demikian, video-video baru terus bermunculan.
Berharap AR Bebas dari Rokok
Orangtua AR ingin anaknya yang baru 2 tahun itu terbebas dari kebiasaan merokok. Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi (Kak Seto) menyambut baik permintaan itu.
“Saya sudah lihat dari media. Kemudian saya dihubungi dan mereka (orangtua AR) mau bertemu,” ujar Kak Seto dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (27/5). Karena ingin bertemu Kak Seto, orangtua AR memboyong anaknya itu ke Jakarta.
Kak Seto bahkan mengaku sudah bertemu dengan AR di sebuah hotel di Jakarta. “Saya sudah bertemu sama anaknya, tapi masih tidur,” kata Kak Seto. Pertemuan kemarin itu pun terpaksa batal. Rencananya hari ini, pertemuan kedua akan digelar di rumah Kak Seto.
Kak Seto: Industri Rokok & Pembiaran Ortu
“Memang inilah menunjukkan betapa agresifnya industri rokok mengkampanyekan pada anak muda, sehingga frekuensi merokok pada anak meningkat tajam,” ujar Kak Seto serya mengatakan, balita merokok juga dikarenakan pembiaran dari orang tua. Apalagi jika orang tua tidak merasa bersalah merokok di depan balita.
Maraknya merokok pada anak-anak, lanjut Kak Seto, juga didasarkan dari hasil penelitian pada 2001-2007. Jumlah anak yang merokok meningkat dari 0.5 persen menjadi 1,9 persen.
“Dari hasil penelitian 2001-2007 pada balita hingga anak umur 9 tahun naik dari 0,5 persen menjadi 1,9 persen,” tandasnya
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam