Berita Lampung Kisah Ibu Guru Ganjen Dinikahi 3 Pria ; Selama ini kami tak tahu ibu tinggal di mana. Tingkah ibu terlihat seperti gadis perawan, sering ke luar sama lelaki,” kata Tika Amanda (21) putri Yusniar Wilis (45) yang membuang bayinya yang baru lahir ke parit belakang rumah.
Yusniar Wilis mengajar di SD Negeri 054949 Sei Meran sejak tahun 1085 bidang studi Seni Budaya Keterampilan (SKB). Namun sejak menjadi guru berstatus PNS, Yusniar dikenal ganjeng. Terbukti, hingga saat ini Yusniar mengaku sudah dinikahi 3 pria. Yang terakhir menikahinya secara siri.
Tika Amanda (21) putri tunggal Yusniar dari suami kedua bernama Rusli saat ditemui di rumahnya, Jumat (23/4) mengisahkan, sejak bercerai dengan ayahnya, ibunya mulai tak perduli dengan keluarga. Ibunya itu juga jarang pulang ke rumah.
“Saya tak tahu ibu tinggal di mana,” tukas Tika yang tengah hamil tua itu.
“Ibu persis seperti gadis puber. Ibu terlihat liar. Ya, ibu, walau berstatus ibu guru, memang perangainya liar. Apalagi semenjak kenal dengan pria bernama Lilik, ibu tak pernah pulang. Ibu tak acuh lagi pada kami. Padahal aku selalu khawatir terhadap ibu. Mana tahu dia sedang sakit. Tapi kemana kami mencarinya?” sambung calon ibu berwajah cantik ini.
Tika juga tak habis pikir mengapa ibunya bisa selengket itu dengan Lilik. “Kurasa pria itu punya ilmu pelet. Sebab setelah mengenalnya, ibu berubah total. Uangnya habis, dia banyak utang sampai Surat Keputusan (SK) pegawai digadaikan ke bank. Tapi tak tahu kami kemana uang itu, mungkin dihabiskan pria yang tak bertanggung jawab itu,” kata Tika kesal.
Belum Cerai dari Suami Kedua
Tika membantah jika ibunya telah berpisah dengan ayahnya, Rusli. Katanya, ayah dan ibunya itu hanya pisah ranjang karena sering bertengkar. Tika juga mengaku tak yakin ibunya telah menikah dengan Lilik, pria yang telah menghamili ibunya itu.
Begitupun, dengan mata berkaca-kaca, meminta agar ibunya tidak dihukum berat. “saya mohon pada penegak hukum agar ibu dapat keringanan hukum. Kami juga berharap agar Lilik juga bertanggungjawab sebab gara-gara si Lilik ibu melakukan semua ini,” pintanya.
“Ibu pasti bingung sebab Lilik yang dikenalnya telah masuk penjara. Makanya bayi itu dibuang begitu lahir,” kata bernada sesal.
Seperti pengakuan Yusniar ketika dirawat di RSU Pirngadi Medan, suami pertamanya adalah Ngadiono yang menikahinya tahun 1985. Tapi kata Yusniar, ia bercerai. Dari Ngadiono dia mendapatkan seorang momongan, Wahyu (22). Wahyu tinggal serumah dengannya.
Cerai dari Ngadiono, Yusniar menambatkan hatinya pada Rusli. Rusli bekerja sebagai buruh bangunan. Tapi lagi-lagi Yusniar menuai kegagalan. Rusli menghilang dan meninggalkan buah cinta mereka. Dari Rusli, Yusniar mendapatkan seorang anak perempuan bernama Tika Amanda, usianya 21 tahun dan sudah menikah. Tika dan suaminya juga serumah dengan Yusniar dan Wahyu. Namun suami Tika bekerja di Aceh, kemungkinan ikut dengan mertuanya (ayah Tika)
Sejak ditinggal Rusli, Yusniar cukup lama menyandang status janda. Baru tahun 2009 lalu ia kembali menemukan jodoh, yakni Lilik. Pria ini mengaku pada Yusniar bekerja di perusahaan ekspedisi Belawan.
“Saya kenal Lilik di Kampung Lalang. Tahun itu juga kami menikah siri. Tapi, sejak dua bulan lalu dia menghilang dan meninggalkan janin di perut saya,” urai Yusniar dengan mata berkaca-kaca. (joko)
Tagih Hutang ke Sekolah
RIDO Ginting Kepala Sekolah SD Negeri 054949 Sei Meran, mengaku tak habis pikir mengapa Yusniar tega membunuh bayi yang baru dilahirkannya itu. Begitupun, kata Ginting, seluruh guru di sekolahnya tak pernah mengetahui jika Yusniar tengah hamil.
“Saya mendengar kabar itu semalam. Dan dari situ lah baru kami tahu Yusniar pernah menikah tiga kali, dan kemudian mengandung dan melahirkan bayi laki-laki,” kata Ginting, namun membenarkan sikap Yusniar di sekolah akhir-akhir ini mengalami banyak perubahan.
“Kalau dulu ia dikenal sebagai guru yang suka ngerumpi dan bercanda, tapi akhir-akhir ini lebih banyak murung. Itu terlihat dari raut wajahnya,” sambungnya.
Namun pernyataan mengejutkan dari Rido Ginting. “Saya tahu dia itu banyak hutang. Lebih dari tiga orang mendatangi saya dan menagih utangnya ke sekolah ini. Saya sempat menasehatinya. Bahkan sebelumnya, dia pernah datang ke sekolah diantar seorang pria dengan menaiki sepeda motor. Pria itu mengaku suami Yusniar Wilis. Tapi pria itu langsung pergi,” terangnya berpanjang lebar.
Dilanjutkan Rido Ginting, ia juga pernah menasehati Yusniar agar tidak berhubungan dengan lelaki yang bukan suaminya. “Saya bilang, mungkin pria itu hanya ingin menguras harta dan uang kamu. Saya pun sempat bilang; apa yang bisa dipandang dari tubuh kamu. Kamu itu sudah tua, bentar lagi akan menimang cucu,” kata Rido tak putus-putus.
Apa tindakan yang diambil terhadap Yusniar? Rido Ginting mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Kepala Unit Perlaksana Teknis Dinas (KUPTD) Pendidikan dan Pengajaran.
Sementara, kata Kapolsek Pangkalan Susu AKP Warsiman, saat ditemukan, kondisi bayi laki-laki yang dibuang Yusniar cukup memprihatinkan. Terdapat luka di bagian pantat seperti gigitan binatang dan luka benturan di bagian kepala.
“Kita belum menerima hasil otopsi bayi itu, mungkin dalam satu minggu ini baru kita terima,” katanya Jumat (23/4).
AKP Warisman menduga, begitu lahir, bayi malang itu dibuang ke parit. Sedangkan soal uri-uri sang bayi, Warisman belum mengetahui di mana dibuang Yusniar. “Kalau soal uri-uri bayi kita belum tahu. Apalagi Yusniar masih dirawat di rumah sakit,” sambungnya.
Untuk diketahui, Kamis (22/4) malam sekitar pukul 21.30, jasad bayi tiba di rumah duka diantar mobil Ambulance milik PT Pertamina Pangkalan Susu dari RSU Pirngadi Medan. Malam itu juga sekira pukul 22.00, bayi malang itu dimakamkan di TPU Batu Tangkul, Desa Sei Siur.
Seperti pengakuan Yusniar, bayi yang baru dilahirkannya itu dibuangnya ke sekolan, Rabu (21/4) malam. Tindakan itu dilakukannya spontan karena malu bayi itu lahir tanpa dilihat suaminya, Lilik (42). Kata Yusniar, Lilik tinggal di Medan dan sudah dua bulan tak nampak batang hidungnya.
Sebelum bayi itu nyosor dari rahimnya, perut Yusniar mulas seperti anyang-anyangan. Dia pun beranjak ke kamar mandi. Lantas, Yusniar jongkok dan bayi itu nyosor. Yusniar sendiri mengaku ketika lahir, bayinya itu sudah tak bernyawa.
“Aku bingung. Tanpa pikir panjang aku membungkus bayiku pakai bajuku, lalu membuangnya ke parit,” kata Yusniar terbaring lemah di RSU Pirngadi Medan. Tapi ketika membuang bayinya itu, kaki Yusniar menginjak duri lalu infeksi hingga sekarang
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam