Selamat datang di Berita Lampung Online

Guru Cabuli empat siswi SD di Langkat

Sunday, February 21, 20100 komentar

Guru Cabuli empat siswi SD di Langkat, Dunia pendidikan tercoreng lagi. Di Langkat, oknum guru berinisial AR mencabuli 4 orang siswi sendiri di ruangan kelas saat jam istirahat. Sementara di Sergai, seorang siswi SMP kelas 2 diperkosa 4 pria mabuk.

Pelecehan seksual AR dilakukan kepada empat siswi itu masih duduk di kelas IV, masing-masing SN (9), RA (10), Rs (10), WP (9). Kepada orangtuanya keempat siswi mengaku digerayangi dan dicium AR, guru kelas mereka. AR berstatus PNS dan tinggal di Desa Lau Mulgap-Betengar, Kecamatan Selesai.

Saat SD yang berjarak 45 kilometer dari Stabat itu didatangi kemarin, salah seorang korban, Rs, bercerita tentang perbuatan si guru cabul. Rs yang bertubuh lebih subur dibanding tiga temannya, mengaku bahwa saat itu jam istirahat. AR memanggil mereka ke kelas dengan dalih mengajarkan Matematika.

Pada saat itulah AR memeluk dan mencium pipi Rs. Tak sampai di situ, AR juga meraba dan meremas dada anak ingusan itu. Sesampai di rumah, dengan polos Rs menceritakan kejadian itu kepada orangtua.

“Waktu itu Pak Guru memanggil aku masuk ke ruangan kelas. Dia ngajari aku pelajaran Matematika. Tangannya memeluk aku, lalu mukaku diciumnya terus tangannya memegang dadaku. Aku diam aja, Bang. Pas pulang sekolah aku cerita ke mamak di rumah. Aku jadi takut lihat guru itu, Bang,” ujar Rs terbata-bata.

Meski enggan, hal itu senada diungkapkan tiga siswi lain. “Iya Bang, pipiku dicium guru itu. Badanku dipeluknya pas ngajari pelajaran matematika di ruangan kelas, pas itu jam istirahat, Bang,” ujar mereka.

Namun, kasus itu sepertinya dikondisikan pihak sekolah agar tidak menyebar. Salah seoarang guru agama di SD itu, Anas Rizal, mengaku bahwa pihak sekolah sengaja tidak melaporkan peristiwa memalukan itu kepada pihak berwajib.

“Itu laporan anak didik kepada orangtua. Harusnya orangtua melapor ke pihak sekolah, setelah itu kami selesaikan. Begitu selama ini. Namun karena kepala baru ganti dan belum dilantik, kami kebobolan. Ini terjadinya kapan, saya nggak tahu. Bapak-bapak sendiri yang tahu,” ujar Anas Rizal.

Memang, kata Rizal, pada saat jam istirahat guru kelas itu sering memanggil muridnya untuk diajarkan matematika. Namun dia mengaku tidak tahu jika anak-anak itu dipeluk apalagi dicium. “Saya nggak tau, Pak. Demi Allah demi Rasulullah, tidak pernah saya melihatnya,” ujarnya bersumpah.

Sementara, menurut sejumlah guru di SD itu, seminggu setelah merebaknya kasus itu, AR yang telah mengajar di sekolah itu sejak tahun 1984, tidak lagi masuk. Kabarnya AR ditarik ke kantor cabang Dinas P dan P Kecamatan Selesai.
Kepala SD Negeri 057196 Suspenri SPd saat dikonfirmasi melalui telepon seluler mengaku tidak mengetahui kejadian itu. Namun dia membenarkan bahwa AR sudah tidak mengajar lagi karena ditarik ke kantor cabang Dinas Kecamatan Selesai. Kasek mengaku pemindahan itu merupakan hal biasa tanpa harus dijelaskan penyebabnya.

“Kejadian itu sudah nggak ada masalah, lagian saya nggak tau. Pemindahan itu kan hal biasa. Saya juga sewaktu-waktu bisa ditarik. Maaflah ya, saya saya nggak tau permasalahan itu,” ujarnya.

Koordinator Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Langkat Togar Lubis mengatakan akan melaporkan perbuatan oknum guru itu ke Komisi Perlindungan Anak (KPA) Binjai-Langkat.
“Kita akan melakukan koordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak untuk dapat memproses perlakuan oknum guru itu dan menyeret ke meja hukum,” ujarnya.

Diperkosa di Gubuk
Keceriaan Bunga (nama samaran), mendadak sirna. Siswa kelas 2 sebuah SMP di Sei Rampah itu trauma melihat laki-laki dan sering mengurung diri di kamar. Menurut S Daulay (44), tokoh masyarkat desa tempat Bunga tinggal, Bunga tidak terlihat bermain bersama teman sebayanya seperti biasa, sejak beberapa hari belakangan. “Menang sudah beberapa hari ini dia nggak nampak, Bang,” kata teman Bunga, kemarin (20/2).

Bunga jadi pemurung sejak diperkosa 4 pemuda pemabuk sedesanya. Peristiwa itu terungkap ketika Sus, bibinya yang merawatnya sejak ibu kandungnya meninggal dunia, curiga dengan keadaan Bunga, Jumat (19/2) lalu. Setelah didesak, Bunga mengakui telah diperkosa serta digiliri empat pemuda yang masih sekampung dengan mereka. Remaja itu digilir di sebuah gubuk di tepi sungai di Sei Rampah pukul 22.00 WIB, Senin (8/2).

Mendengar pengakuan Bunga, Susilawati langsung melaporkannya ke Polres Serdang Bedagai. Mendapat laporan korban, Sabtu (20/2) sekira pukul 02.00 WIB polisi bergerak menuju ke rumah pelaku, dan satu persatu para pelaku dijemput petugas dari rumahnya.

Awalnya polisi menangkap Supianto alias Ian (20), yang sehari harinya bekerja mendodos buah sawit. Ketika hendak ditangkap pelaku sempat mengecoh petugas dengan bersembunyi di kamar mandi, namun setelah pintu didobrak dia tidak berkutik dan menyerah. Selanjutnya Edo, (17), Eko (18) dan Hariadi alias Adi (17) dan memboyong ke-empatnya ke Mapolres Sergai.

Di sela-sela pemeriksaan Satreskrim kemarin, pelaku mengaku aksi perkosaan terjadi setelah mereka berempat minum tuak sejak sore hari. Ide pertama muncul dari Adi yang berniat membeli martabak ke Kampung Pon dengan sepeda motor. Bukannya beli martabak, Adi malah menjemput Bunga dari rumahnya. Ditengah perjalanan Adi membelokkan sepeda motornya ke pondok tangkahan pasir (TKP) dengan alasan mengambil pancing yang tertinggal.

Korban yang diajak ke Gubuk tidak menaruh curiga. “Mana martabaknya,” tanya Ian begitu melihat Adi dating bersama Bunga. Adi menjawab, “Inilah martabaknya,” sambil memeluk Bunga.

Berbekal bujuk rayu dan ancaman, Adi dan Ian menggeranyangi tubuh korban dan menodai Bunga. Bunga kemudian dipaksa melayani Adi. Tak lama kemudian Edo dan Eko yang sebelumnya sembunyi di balik gubuk ikut-ikutan. Usai para pelaku melampiaskan birahinya, barulah Bunga dipersilakan pulang. Bunga diancam bunuh jika mengadu ke keluarganya.

Ketika disambangi di rumah korban, pihak keluarga masih belum mau buka mulut, karena korban masih trauma dan mengurung diri didalam kamar. Menurut Syahrul Daulay (44) tokoh masyarkat desa tersebut mengatakan bahwa beberapa hari Bunga tidak kelihatan dan jarang bermain dengan teman sebayanya. Senada dengan Aisyah (14) temannya yang rumahnya berjarak lima puluh meter dengan Bunga mengatakan sudah beberapa hari tidak berjumpa dengan korban.

Kasat Reskrim Polres Sergai AKP Lili Astoni, Sabtu (20/2) ketika dikonfirmasi membenarkan penangkapan tersangka pelaku pemerkosaan,”Para pelaku sedang diperiksa,” tandasnya.
Share this article :

Post a Comment

Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam

 
Copyright © 2011. Berita Lampung - All Rights Reserved
Template Created by Pakar Lampung Proudly powered by Blogger