Berita Lampung hari ini :
- Aturan keikutsertaan incumbent dalam pilkada perlu dibenahi : Aturan keikutsertaan incumbent (petahana) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) harus diperbaiki. Tanpa keinginan itu, ajang Pilkada tak pernah akan memunculkan political equality (kesetaraan politik).
Hal tersebut diungkapkan Cawagub, Teten Masduki dalam pernyataannya menyikapi hasil akhir Pilgub Jabar 2013 di Bandung, Selasa (5/3).
Pilgub Jabar dimenangkan pasangan incumbent, Ahmad Heryawan yang berpasangan dengan aktor kawakan Deddy Mizwar dengan raihan 32,39 persen suara. Jumlah itu setara dengan 6.515.313 suara.
"Kondisi tersebut sangat berbahaya, karena akan terjadi politisasi birokrasi, mobilisasi aparat, dan penggunaan dana publik untuk pemenangan pemilihan. Ini bisa mendistorsi program pembangunan," tandasnya.
Dalam catatan Teten, hanya ada tiga kasus Pilkada yang menunjukan kualitas mumpuni sang incumbent. Sikap ini dikarenakan mereka telah berbuat sesuatu yang nyata di periode kepemimpinan sebelumnya.
Dua kasus itu di antaranya di Jawa yakni ketika Joko Widodo (Jokowi) turun kembali di Pilwalkot Solo dan Herry Zudianto di Pilwalkot Yogyakarta.
"Keduanya incumbent taat asas. Mereka berkampanye dengan prestasinya. Kampanye juga tidak ada baliho. Bahkan tidak perlu melakukan kampanye," jelasnya.
Namun, menurutnya perilaku incumbent yang terjadi saat ini cenderungan meninggalkan masalah. Aturan penyelenggara Pilkada belum mampu meminimalisir fasilitas publik untuk kepentingan incumbent. Celakanya, itu terkesan dianggap lumrah.
"Hampir semua incumbent selalu menggunakan fasilitas publik seperti bansos atau dana hibah, dan program lain yang ditujukan untuk sosialisasi seperti program SKPD jadi program terselubung. Ini harus jadi catatan, karena berbahaya," jelasnya.
Aktivis anti-korupsi itu mengaku pernah membahas persoalan itu dengan Kemendagri. Hanya saja, belum ada perubahan signifikan di lapangan. (Sumber http://www.suaramerdeka.com )
Hal tersebut diungkapkan Cawagub, Teten Masduki dalam pernyataannya menyikapi hasil akhir Pilgub Jabar 2013 di Bandung, Selasa (5/3).
Pilgub Jabar dimenangkan pasangan incumbent, Ahmad Heryawan yang berpasangan dengan aktor kawakan Deddy Mizwar dengan raihan 32,39 persen suara. Jumlah itu setara dengan 6.515.313 suara.
"Kondisi tersebut sangat berbahaya, karena akan terjadi politisasi birokrasi, mobilisasi aparat, dan penggunaan dana publik untuk pemenangan pemilihan. Ini bisa mendistorsi program pembangunan," tandasnya.
Dalam catatan Teten, hanya ada tiga kasus Pilkada yang menunjukan kualitas mumpuni sang incumbent. Sikap ini dikarenakan mereka telah berbuat sesuatu yang nyata di periode kepemimpinan sebelumnya.
Dua kasus itu di antaranya di Jawa yakni ketika Joko Widodo (Jokowi) turun kembali di Pilwalkot Solo dan Herry Zudianto di Pilwalkot Yogyakarta.
"Keduanya incumbent taat asas. Mereka berkampanye dengan prestasinya. Kampanye juga tidak ada baliho. Bahkan tidak perlu melakukan kampanye," jelasnya.
Namun, menurutnya perilaku incumbent yang terjadi saat ini cenderungan meninggalkan masalah. Aturan penyelenggara Pilkada belum mampu meminimalisir fasilitas publik untuk kepentingan incumbent. Celakanya, itu terkesan dianggap lumrah.
"Hampir semua incumbent selalu menggunakan fasilitas publik seperti bansos atau dana hibah, dan program lain yang ditujukan untuk sosialisasi seperti program SKPD jadi program terselubung. Ini harus jadi catatan, karena berbahaya," jelasnya.
Aktivis anti-korupsi itu mengaku pernah membahas persoalan itu dengan Kemendagri. Hanya saja, belum ada perubahan signifikan di lapangan. (Sumber http://www.suaramerdeka.com )
Untuk mendapatkan Berita update hari ini kunjungi Berita Lampung
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam