Berita Lampung - hasil Survei pilkada DKI 2012 Akseptabilitas Tantowi di Atas Foke : Politisi Partai Golkar, Tantowi Yahya, menempati peringkat tertinggi untuk parameter akseptabilitas atau tingkat kesukaan masyarakat berdasarkan survei terhadap sejumlah calon gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta 2012.
Dalam survei jelang Pilkada DKI Jakarta yang dipublikasikan Media Survei Nasional (Median) dan The Future Institue (TFI) di Jakarta, Senin (24/10/2011), tingkat akseptabilitas Tantowi di mata para responden survei sebesar 79,8 persen, mengalahkan akseptabilitas Fauzi Bowo (Foke) yang merupakan petahana (incumbent) Gubernur DKI Jakarta yang hanya sebesar 54,7 persen.
"Tingkat akseptabilitas ini merupakan persentase dari angka popularitas yang diperoleh tiap kandidat. Artinya akseptabilitas Tantowi berada di level tertinggi karena populer di 91,5 persen," ujar Rico Marbun, Direktur Eksekutif Median.
Untuk tingkat popularitas, menurut Rico, survei yang dilakukan pada pekan keempat September hingga pekan pertama Oktober 2011 terhadap 845 responden dengan metode multistage random sampling dan tingkat kepercayaan 95 persen (margin of error 3,5 persen) itu menempatkan Fauzi Bowo pada posisi tertinggi dengan 97,5 persen, kemudian Tantowi Yahya dengan 91,5 persen.
Tingkat popularitas kandidat gubernur DKI Jakarta lainnya jauh di bawah kedua tokoh politik tersebut, yaitu Priyanto (66,5 persen), Tri Wisaksana (37,4 persen), Faisal Basri (36,8 persen), Nachrowi Ramli (24,8 persen), Priya Ramadhani (24,5 persen), Aziz Syamsuddin (19,6 persen), Hendardi Supandji (13 persen), Joko Widodo (9,2 persen), Nono Sampono (4,6 persen), dan Nugroho Djajoesman (2,9 persen).
"Dari nama-nama yang berkembang di publik saat ini, sampai dengan pengambilan data dilakukan, dapat dilihat bahwa di luar Wagub Priyanto, ada lima kompetitor potensial bagi incumbent, yakni Tantowi Yahya, Triwisaksana, Faisal Basri, Nachrowi Ramli, dan Priya Ramadhani," ujar Rico.
Namun dari sisi popularitas, masih kata Rico, lawan terberat Fauzi Bowo adalah Tantowi Yahya, walaupun tidak menutup kemungkinan peta pertarungan dapat berubah signifikan dalam beberapa bulan mendatang apabila tiap kandidat bekerja keras.
Selain mengukur tingkat popularitas para calon gubernur DKI Jakarta, survei yang dilakukan dengan cara wawancara tatap muka itu juga mengukur dua persoalan lain, yakni problem yang dianggap prioritas oleh penduduk DKI Jakarta dan mekanisme pemilihan gubernur sesuai kehendak penduduk Jakarta.
Untuk problem yang dianggap prioritas masyarakat Jakarta, survei menempatkan masalah kemacetan (31,32 persen), banjir (20,08 persen), kemiskinan (12,79 persen), dan ketersediaan lapangan kerja (9,73 persen) sebagai empat persoalan utama yang harus diselesaikan gubernur Jakarta mendatang.
"Ini berarti setiap kandidat yang ingin maju harus menawarkan solusi cerdas terhadap masalah tersebut," ujarnya.
Sementara itu, untuk mekanisme pemilihan gubernur yang sesuai keinginan masyarakat Jakarta, sebanyak 85,1 persen responden menyatakan gubernur dipilih oleh rakyat. Responden yang menyatakan gubernur dipilih oleh DPRD dan presiden, masing-masing hanya 8,86 persen dan 5,35 persen.
"Salah satu tujuan dari survei ini adalah untuk mengetahui apa keinginan masyarakat DKI Jakarta terkait mekanisme pemilihan gubernur karena mereka tentunya adalah stake holder utama," ucap Rico Marbun. sumber kompas
+ komentar + 3 komentar
"Pilih yang kenal Jakarta, bukan yang tidak kenal Jakarta dan sudah teruji. Mari kita lanjutkan yang sudah ada. Kami berdua tidak ikhlas Jakarta diacak-acak orang lain, mari kembali menata Jakarta dengan orang Jakarta," ujar Foke
SEJAUH MANA DIA KENAL JAKARTA????
TERUJI????AMANG JAKARTA SEKARANG SE BAGUS APA???
LANJUTKAN????HANYA ORANG IDIOT YANG BERHARAP FOKE MELANJUTKAN KEPEMIMPINANNYA!!!
TIDAK IKHLAS JAKARTA DIACAK-ACAK ORANG LAIN???!!!LEBIH TIDAK IKHLAS LAGI KALO FOKE KEMBALI MENGACAK-ACAK JAKARTA!!!
MENATA JAKARTA DENGAN ORANG JAKARTA????ORANG JAKARTA BUKAN BERARTI HARUS BETAWI!!
siapapun orangnya yang penting kemacetan, banjir, kemiskinan dan ketersediaan lapangan kerja tuntas dari jakarta .......... hancur lebuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuurrrrrrrrrrrrr
Kebijakan apa saja yang sudah baik di jakarta dilanjutkan terus, dan yang belum kita munculkan termasuk perda tentang pendidikan wajib diniyah bagi siswa sekolah dasar yang Muslim, supaya kedepan generasi yang yang ada di Jakarta lebih baik lagi Akhlaknya. Juga keberadaan Pendidikan Keagamaan semakin diperhatikan. Siapa yang cocok, kita lihat visi misi mereka.
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam