Sementara, kendaraan yang menuju ke Bakauheni terlihat padat merayap. Kemacetan parah ini terjadi akibat buruknya kondisi jalan alternatif sepanjang 9 kilometer ini. Kendaraan yang melintas harus antre menghindari kubangan berlumpur.
Truk-truk mudah tergelincir akibat kondisi jalanan penuh lumpur dan kubangan. Kemacetan semakin parah akibat tidak adanya polisi di lokasi yang berinisiatif mengatur lalu lintas. Upaya mengatasi kekacauan lalu lintas serta buruknya kondisi jalan dilakukan spontan oleh masyarakat setempat.
Sejumlah warga berinisiatif menutup kubangan-kubangan yang dalam dengan pasir dan tanah seadanya. "Namun, upaya ini tidak gratis. Mereka meminta imbalan uang receh kepada para pengguna jalan yang lewat. Baru sebentar sudah habis Rp 6.000 saya," keluh Syamsudin Sembiring, seorang sopir bus jurusan Bakauheni Rajabasa.
Yang lebih disesalkan Syamsudin, kemacetan semacam ini hampir selalu terjadi semenjak ditutupnya jalinsum di KM 79/80 Bakauheni.
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam