Selamat datang di Berita Lampung Online

inilah Misi Kunjungan Barack Obama ke Negara Asia

Saturday, November 13, 20100 komentar

Berita Lampung inilah Misi Kunjungan Barack Obama ke Negara Asia ; Dikejar para pengangguran tentu bukan urusan nyaman bagi Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Husein Obama. Sudah 2 tahun ini sejak krisis finansial 2008 menghantam ekonomi AS. Negara adi daya itu terus digandrungi angka pengangguran yang makin hari makin membengkak. Itu pula yang akhirnya membawa kekecewaan publik terhadap Partai Demokrat, sebagai penyokong penuh kekuasaan Obama. Hingga akhirnya, dalam pemilu sela yang digelar beberapa pekan lalu, partai Obama harus mengakui kemenangan rival utamanya Partai Republik.

Dalam alam pikir Obama kekalahan itu dianggap sebagai frustasi rakyat Amerika terhadap kepemimpinannya yang belum mampu memberikan hasil positif bagi pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. Belum lagi segunung persoalan politik luar negeri AS yang belum kunjung dibereskan.

Dalam alam pikir Obama kekalahan itu dianggap sebagai frustasi rakyat Amerika terhadap kepemimpinannya yang belum mampu memberikan hasil positif bagi pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. Belum lagi segunung persoalan politik luar negeri AS yang belum kunjung dibereskan.

Tak mengherankan kalau Obama saat ini sedang mengemis-ngemis untuk menawarkan proposal lowongan kerja bagi warga Amerika Serikat saat melawat ke sejumlah negara di Asia.

Ia pun tak malu-malu menganggap negara Asia yang sering dijajahnya secara ekonomi seperti Indonesia, sebagai mitra strategis bagi AS. Di New Delhi, Obama mampu memanfaatkan peluang kerjasama militer dan perdagangan pemerintah India senilai 15 milyar dolar Amerika.

Hasil ini setidaknya membuatnya sedikit lega, karena mampu menyerap pengangguran di AS sebanyak 53 ribu orang. Meskipun kunjungan ini sempat diprotes sejumlah media AS bahwa kunjungannya ke Asia akan membawa dampak buruk bagi Paman Sam. Apalagi, Obama sengaja membiarkan dirinya dikecualikan dari pasar Asia.

Dari India proposal lowongan kerja Obama berlanjut ke pertemuan negara-negara G-20 di Seoul, Korea Selatan dan Forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Yokohama, Jepang.

Kepada pemimpin negara-negara Asia, Obama mengikrarkan keinginannya untuk memperluas pangsa pasar ekspor AS ke Asia. "Selama perjalanan ini, kami telah membuat kemajuan terhadap ekspor kami," katanya. Meskipun, menurutnya masih banyak yang perlu dilakukan.

"Amerika Serikat (AS) ingin memperluas hubungan perdagangan dan keuangan di seluruh Asia Pasifik. Ekspor kami ke wilayah ini juga telah meningkat lebih dari 60 persen selama lima tahun terakhir, meskipun saham perdagangan AS secara keseluruhan di wilayah ini telah menurun. Kami ingin mengubah itu. Kami tidak ingin kehilangan kesempatan untuk menjual barang-barang kami dalam jasa di pasar yang berkembang pesat," tambahnya.
Pernyataan Obama ini memang cukup membujuk sejumlah pemimpin Asia untuk mau mempererat kejasama ekonomi dengan AS. Namun, tentu saja tantangannya juga tidak sedikit. Transisi Cina menjadi raksasa ekonomi dunia sedikitnya telah membuat gemetar AS.

Kini Cina menjadi kekuatan besar yang tak mungkin dinafikan. Cina penting karena ia adalah lokomotif sebuah rantai nilai raksasa yang bernama Jejaring Produksi Asia. Belum lagi, sebagian negara-negara Asia memiliki rasa traumatik mendalam dengan AS saat harus tergopoh-gopoh keluar dari krisis moneter tahun 1998.

Saat itu, AS sebagai mitra ASEAN dan beberapa negara Asia lainnya justru menawarkan resep yang salah melalui World Bank dan IMF. Sehingga sakit ekonomi yang diderita negara Asia seperti Indonesia malah semakin parah. Sementara, negara seperti Malaysia yang menolak tawaran resep dari IMF justru makin membaik ekonominya. Inilah faktor yang sedikit ikut mempengaruhi kemitraan kerjasama antara AS dan sejumlah negara di Asia.

Sebaliknya, Cina justru menawarkan bantuan untuk mengatasi krisis ekonomi Asia. Dan pada saat yang sama, Cina membangun hubungan diplomatik lebih erat. Hal ini mengubah persepsi Asia tentang Cina dan mengesankan tersisihnya AS dari Asia akibat menguatnya peran politik luar negeri Cina di Asia.

Bahkan dalam beberapa waktu belakangan ini hubungan ekonomi Cina dan negara-negara ASEAN menjadi topik besar lagi, sehubungan dengan ACFTA (Perjanjian Perdagangan ASEAN-Cina). Perjanjian ini ditandatangani pada 2004 dan efektif per 1 Januari 2010 lalu. Untuk Indonesia sendiri kerjasama mencakup lebih dari 6.000 item pada 17 sektor.

Melihat kondisi ini, bisa jadi misi Obama menciptakan lapangan kerja bagi orang Amerika dalam perjalanan tour ke Asia tidaklah mudah. Masih banyak faktor lainnya yang bisa menghambat misi tersebut, di luar faktor Cina. Apalagi, saat ini hampir kebanyakan negara-negara di dunia menunggu komitmen Obama untuk mengubah wajah kolonialisme Amerika di Timur Tengah, terutama terhadap Irak dan Afghanistan. (sumber www.wartanews.com )
Share this article :

Post a Comment

Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam

 
Copyright © 2011. Berita Lampung - All Rights Reserved
Template Created by Pakar Lampung Proudly powered by Blogger