Rahasia situs Taman Purbakala Pugung Raharjo ; Ratusan tahun yang lalu, kawasan situs Taman Purbakala Pugungraharjo belum dihuni oleh manusia. Sampai-sampai penduduk sekitar menganggap wilayah hutan yang sangat lebat itu angker sehingga menyimpan misteri dan rahasia kehidupan di masa lampau. Hutan Pugung baru dijamah oleh manusia pada 1954, ketika para transmigran yang tergabung dalam Biro Rekonstruksi Nasional (BRN) membuka hutan-hutan di lokasi tersebut untuk dijadikan pemukiman penduduk.
Saat itulah mereka menemukan susunan batu besar, gundukan tanah yang berbentuk bujur sangkar dan sebuah arca batu yang dinamakan Putri Badhariah,Penemuan tersebut kemudian dilaporkan ke Dinas Purbakala Jakarta yang ditindaklanjuti dengan penelitian awal pada 1968. Hasilnya, para ahli sejarah dan purbakala menyimpulkan bahwa peninggalan yang ditemukan merupakan benda-benda purbakala yang bernilai budaya, sejarah, seni dan ilmiah dari zaman megalitik dan klasik.
Taman Purbakala Pugungraharjo berada di Desa Pugungraharjo, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur. Anda bisa menjangkau daerah datar berketinggian 80 meter itu dengan menempuh jalan beraspal sejauh 52 km dari Bandar Lampung. Anda bakal melintasi areal perkebunan karet yang luas.
Di sana tanahnya amat subur sehingga banyak dijumpai beragam jenis tanaman, seperti pohon kelapa, kopi, cabe jawa, kakao dan sebagainya.
Ose menjelaskan, Taman Purbakala Pugungraharjo merupakan peninggalan nenek moyang yang sangat unik karena jarang terjadi di daerah lain. "Tradisi megalitik merupakan jenis kebudayaan pada zaman prasejarah dimana nenek moyang kita belum mengenal tulisan," katanya.
Di situs yang memiliki luas areal sekitar 30 hektar itu, Anda akan menemukan ciri-ciri dari tradisi megalitik yang ditandai dengan alat-alat kehidupan terbuat dari batu-batu besar.
Para pengunjung akan melihat menhir (batu tegak), dolmen (meja batu), kubur batu, keranda dan sebagainya. Dahulu benda seperti itu berfungsi sebagai tanda peringatan tempat pemujaan, tempat penguburan atau tempat bermusyarawah.
Adapun tradisi klasik bisa dikenali dari benda-benda yang mendapat pengaruh kebudayaan Hindu atau Budha pada kurun waktu abad ke-6 sampai abad ke-15 Masehi. Ose mencontohkan benda-benda tradisi klasik, seperti keramik Dinasti Han, Yuan, Sung dan Ming serta sebuah arca tipe Polynesia.
Di sekeliling situs, ada sebuah benteng primitive sepanjang 1,2 km yang diduga dahulu berisi air yang berasal dari mata air. Konon, air tersebut membuat seseorang menjadi awet muda saat dimandikan ke tubuh orang itu,
kompleks Taman Purbakala Pugungraharjo menyimpan banyak misteri yang belum terungkap. "Masih ada misteri di sana kalau kita kaitkan dengan keratuan Dipugung yang oleh warga setempat dipercaya sebagai cikal bakal mereka. Untuk itu, perlu penelitian lebih lanjut disertai pemanfaatannya sebagai potensi warisan budaya di Provinsi Lampung.Adapun situs-situs yang terdapat dalam kompleks Taman Purbakala Pugung Raharjo yang luasnya kurang lebih 30 hektar itu adalah sebagai berikut
A. Benteng
Di antara Taman Purbakala Pugung Raharjo ada dua buah benteng, benteng sebelah timur dan benteng sebelah barat dengan lus seluruhnya 30 Ha, dengan perincian : Benteng sebelah timur 20 Ha dan benteng sebelah barat 20 Ha.
Yang dimaksud dengan benteng pada situs ini merupakan gundukan tanah dalam bentuk melingkar, tinggi gundukan 2-3,5 m, sedangkan bagian luarnya terdapat parit yang dalamnya 3-5 m. Panjang benteng sebelah timur 1200 m dan sebelah barat 300 m. Pada beberapa bagian terdapat jalan yang menghubungkan bagian luar dan dalam benteng. Fungsi benteng tersebut adalah untuk berlindung dari serangan binatang buas dan musuh.
B. Punden Berundak
Ada 13 buah punden di dalam Taman Purbakala Pugung Raharjo baik yang berukuran besar maupun kecil. Pada awalnya punden ini ditemukan hanyalah sebuah gundukan tanah yang tertutupi oleh ilalang dan pepohonan yang ternyata setelah dibersihkan memiiki teras yang bertingkat. Punden yang ditemukan dalam situs ini ada yang memiliki tiga buah undak-undak dan dua buah undak-undak yang mebedakan derajat dan status sosialnya.
C. Batu mayat
Batu Mayat adalah sebutan oleh penduduk setempat, adalah sebuah batu yang kemungkinan sebuah menhir. Disebut batu mayat karena batu tersebut berbentuk menyerupai bungkusan mayat. Batu mayat ini memiliki ukuran 205 cm dan garis tengah 40 cm. Batu mayat tersebut terletak dan tertanam tegak di tengah-tengah batu lain yang melingkarinya dalam bentuk segi empat panjang arah timur dan barat. Batu-batu yang melingkari batu tersebut antara lain batu altar, menhir-menhir kecil dan sebuah batu berbentuk lempengan bergores huruf "T" pada kedua sisinya. Arah batu yang melingkar batu mayat adalah dalam orientasi timur-barat, adanya orientasi ini memunculkan beberapa penafsiran antara lain ada yang mengatakan bahwa orientasi itu sebagai siklus alam atau gambaran perputaran matahari.
D. Batu Berlubang
Adalah sebuah batu yang memiliki sebuah lubang biasanya jumlah dan letak lubang tidak beraturan. Batu berlobang ini terdapat di bagian timur situs dekat dengan mata air. Batu tersebut terbuat dari batu kali (andesit) yang berwarna hitam keabu-abuan. Pada bagian permukaan terdapat empat buah lubang yang cukup luas, sedangkan jumlah batu lobang semuanya ada 19 buah. Adapun pemberian nama batu lobang ini adalah untuk membedakan dengan jens batu lupang. Fungsi dari batu lubang ini adalah untuk melumatkan apa yang perlu dilumatkan.
E. Lumpang Batu
Lumpang batu adalah sebuah batu yang memiliki satu lubang. Di Taman Purbakala Pugung Raharjo ditemukan dua buah tipe, yaitu :
a. Sebongkah batu yang tidak berbentuk tapi bagian atasnya datar diberi lobang. Tipe batu ini dapat dijumpai dipinggir kali sebelah timur kolam.
b. Sebuah batu yag telah dibentuk, dengan bentuk persegi empat panjang serta berkaki, sedangkan di bagian atasnya diberi lubang dan pada saat ditemukan bentuknya tidak utuh lagi.
F. Batu Bergores
Dalam Taman Purbakala Pugung Raharjo terdapat empat buah batu bergores, tiga buah kurang lebih 25 m dari sumber mata air dengan posisi arah barat daya. Sedangakan yang satu lagi saat ini tersimpan di rumah informasi. Batu bergores ini ditemukan di sebuah sungai kecil 100 m dari rumah informasi arah timur laut.
Fungsi batu bergores ini hingga kini belum diketahui secara pasti, namun dapat diduga batu tersebut digunakan untuk mengasah mata tombak atau kapak batu.
G. Pemandian Megalithik
Adalah suatu kolam yang mengandung benda-benda megalithik dan sudah dapat dipastikan bahwa kolam pemandian itu telah digunakan sejak masa prasejarah. Kolam dimaksud terletak di bagian timur situs, tepatnya di sebelah barat punden yang paling timur atau sering disebut "Punden Arca".
F. Dolmen
Dolmen adalah semacam meja batu atau papan batu yang ditopang oleh beberapa batu sebagai kakinya. Dolmen ini banyak ditemukan di luar komplek Taman Purbakala Pugung Raharjo atau tepatnya di luar halaman benteng. Hingga saat ini dolmen yang ditemukan berjumlah empat buah, tiga diantaranya ditemukan dalam satu komplek yaitu terletak di sebelah selatan sungai atau sebelah selatan dari komplek benteng bagian barat.
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam