Berita Lampung Usai nonton piala dunia Istri, Mertua & Adik Ipar Dibunuh, Mayat Dibakar : Usai nonton piala dunia, perangai Sunaryo (40) kesetanan. Bersenjatakan golok, Sunaryo mencabik-cabik tubuh mertua, adik ipar, dan istrinya hingga tewas berlumur darah. Dua tetangganya juga ikut dibantai. Leher disabet, tangan dibacok hingga putus. Setelah itu Sunaryo membakar rumahnya lalu bunuh diri dengan menikamkan pisau ke perutnya.
Peristiwa sadis ini terjadi di Dusun III, Desa Sei Beluru, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan, Jumat (18/6) sekira pukul 02.30 dinihari. Tiga korban tewas adalah istri tersangka; Sunita (27), mertua laki-laki; Sulaiman (55), dan adik iparnya; Sri Mulyani (17) yang duduk di kelas 3 SMA. Ketiganya tewas mengenaskan. Ada leher yang nyaris putus.
Namun yang lebih memrihatinkan, Seperti di Kutip Berita Lampung dari Pos Metro Medan tubuh tersangka dan korban yang tercabik-cabik juga gosong seiring hangusnya rumah semipermanen yang di tempati korban. Begitupun, bayi lelaki semata wayang tersangka, Raffa (4 bulan) berhasil diselamatkan dari kobaran api, namun mengalami luka bakar di bagian tangan dan paha.
Sementara dua orang tetangga korban yang mengalami luka bacok hingga kritis adalah Supriadi(40) dan Fahrudi(30) mahasiswa Universitas Asahan (UNA). Supriadi terkena sabetan golok di bagian leher dan punggung. Sedangkan Fahrudi dibacok di kepala, punggung, dan tangan kanan putus.
Kronologis peristiwa yang diperoleh reporter koran ini dari tempat kejadian perkara (TKP), sekira pukul 02.30, tetangga korban bernama Nining yang suaminya, Supriadi, ikut jadi korban tersentak dari tidur begitu mendengar jeritan histeris dari rumah korban. Penasaran, ibu tiga anak ini membangunkan suaminya, lantas keluar rumah. Rupanya di luar rumah juga ada Fahrudi.
Ketiganya tetangga korban pun terkejut begitu melihat kepulan asap dari dalam rumah Sunita. Mereka pun berteriak sembari mendekat dan berniat memberikan pertolongan. Supriadi dan fahrudi mendobrak pintu rumah korban yang masih tertutup rapat. Pintu terbuka lebar dan kedua pria ini masuk.
Namun keduanya terperangah begitu menyaksikan 3 tubuh tergeletak bersimbah darah. Darah segar itu juga masih berceceran di lantai. Penasaran, keduanya mendekati tubuh yang tergolek tak bergerak itu, bermaksud untuk mengetahui kejadian sebenarnya.
Nah, sekonyong-konyong, tanpa diketahui, muncul Sunaryo menenteng golok yang masih berdarah-darah. Sunaryo langsung menyerang Supriadi dan Fahrudi dengan sabetan golok membabi-buta. Tanpa sempat mengelak kedua terpojok di dinding rumah dan tak sempat betahan. Akibatnya, kedua pria ini tak bisa mengelak ketika golok menyabet kepala, leher, dan tangannya. Parahnya, Fahrudi yang menangkis dengan tangan, harus kehilangan tangannya karena putus kena tebas.
Begitupun kedua berhasil lolos dari sabetan golok Sunaryo. Dengan kondisi berdarah-darah keduanya ngacir keluar rumah. Saat itulah Sunaryo membakar rumah mertuanya itu. Dan seperti diduga, setelah api membesar, Sunaryo bunuh diri dengan menikamkan golok ke bagian perutnya. Sunaryo pun meregang nyawa.
Ternyata, saat api mulai membesar, Raffa bayi 4 bulan hasil pernikahan Sunaryo dan Sunita menangis di ruang tengah. Saat itulah seorang warga yang sudah mengetahui peristiwa sadis itu masuk ke dalam lalu menyelamatkan Raffa yang sudah sempat terbakar pada bagian paha dan tangan. Bayi itu pun selamat.
Diduga——karena ketiadaan saksi mata— Sunaryo lebih dulu menghabisi mertua laki-lakinya yang tengah berada di ruangan tengah. Lalu Sunaryo mengincar istrinya yang sedang berbaring menidurkan bayinya di samping kamar juga di ruang tengah. Dan terakhir Sunaryo menghabisi adik iparnya Sri Mulyani juga di ruang tengah. Munculnya dugaan itu karena posisi jenazah ditemukan masih di ruang tengah.
Tak ada yang bisa diperbuat warga ketika rumah tersebut terbakar. Namun sebelum rumah kayu berlantai semen itu rata dengan tanah, dua tetangga korban, Supriadi dan Fahrudi dilarikan ke RSU Haji Abdul Manaf Simatupang, Kisaran. Begitu juga Raffa, bayi gemuk ini dibawa ke RSU HAMS, Kisaran. (arnes)
Tukang Sinsaw itu Merasa Dilecehkan
DIPASTIKAN Sunaryo menghabisi istri, mertua, dan adik iparnya karena terhina setelah mertuanya Sulaiman membawa keluarganya kembali ke Kisaran. Sebelumnya, Sunaryo dan keluarga sudah sekitar 3 bulan tinggal di daerah Mahato, Provinsi Riau. Di sana Sunaryo bekerja di hutan sebagai tukang sinsaw.
Motif itu sangat berdasar. Sebab dalam olah TKP ditemukan surat nikah dan surat berisi kekecewaan yang berbunyi; MENGAPA KAMU BAWA ANAK DAN ISTRIKU DARI AKU. SEKARANG KAMU HARUS MERASAKANNYA KARENA TELAH MENJEMPUTNYA DARI AKU.
Menurut Rasidin (45) adik mertua tersangka, rumah tangga Sunaryo dan istrinya memang sering bermasalah. Itu karena Sunaryo sering pulang ke rumah dalam keadaan mabok lalu bertengkar dan memukuli istrinya. Nah, tak tahan dengan sifat temprament suaminya, si istri minta dipulangkan ke kampung. Tapi Sunaryo tak memperbolehkan.
Karena sudah tidak tahan dengan tindakan kekerasan yang dialaminya, Sunita minta dijemput oleh keluarganya. Lantas, ayahnya, Sulaiman dan abang kandungnya Sapri (35) datang ke Riau dan membawa pulang putrinya itu. Hingga kemarin, Sapri abang korban belum mengetahui kalau adiknya itu tewas karena masih berada di Malaysia, bekerja sebagai TKI.
Pascadijemput ayahnya, Sunaryo dan Sunita sudah pisah ranjang sekitar 1 bulan. Karena tak tahan hidup sendiri dan berniat memperbaiki hubungan rumah tangganya, Sunaryo datang ke Dusun III, Desa Sei Beluru menjemput istrinya. Namun sang istri menolak diajak kembali ke Riau.
Sunaryo pun emosi lalu pulang ke rumah keluarganya di Lingkungan VII, Desa Kongsi Anam Tanjung Alam, Asahan. Di tempat itu tersangka tinggal bersama saudara dan lima orang anaknya dari istri pertama (baca angle lain). Tiga hari berada di sana, Sunaryo sudah merencanakan pembunuhan itu. Lantas dengan menyilipkan sebilah golok ia datangi rumah mertuanya dan menghabisi istri, adik ipar dan mertuanya. (arnes)
5 Anak dari Istri Pertama
SEJAK dinihari sekira pukul 04.00 hingga sekira pukul 12.00 menjelang waktu zuhur, ratusan orang berdatangan ke IGD RSU Haji Abdul Manan Simatupang, Kisaran. Ada yang tak sanggup menahan ngeri begitu melihat jasad keempat korban yang terbakar dan tercabik-cabik. Namun ada juga yang menangis begitu melihat Raffa, bayi gemuk yang selamat dari peristiwa itu.
“Kok tega kalilah manusia itu melakukan kekejaman yang nyaris membuat bayi tak berdosa ini meninggal. Mudah-mudahan bayi ini diberi masa depan yang baik,” kata Desy (28) salah seorang penjenguk di RSU Kisaran.
Keluarga korban sendiri menolak dilakukan otopsi terhadap jasad keempat korban. Itu karena pihak keluarga sudah mengetahui bahwa Sunaryo yang melakukan pembantaian. Dan setelah menandatangani surat pernyataan tidak keberatan yang disodorkan pihak kepolisian, keempat jenazah korban diangkut ke mobil ambulance, dibawa ke rumah duka.
Sudah Pernah Menikah
Informasi beberapa warga, Sunita adalah istri kedua Sunaryo. Sebelumnya, Sunaryo sudah menikah dengan Kasiyem (38) dan memeroleh 5 anak. Namun Kasiyem meninggal dunia 3 tahun silam, diduga karena tak tahan sifat pemarah Sunaryo.
Meninggalnya Kasiyem membuat Sunaryo tak tahan hidup menduda. Dan begitu mengenal Sunita yang sama-sama bekerja sebagai pemotong kayu di daerah Meranti Asahan, keduanya pun pacaran. Tak berapa lama kemudian, atau sekitar setahun lalu, Sunaryo dan Sunita menikah.
Tapi kata Rasidin, paman Sunita, pernikahan itu sempat ditentang karena Sunaryo meyandang predikat duda beranak 5. “Pernikahan itu tak disetujui kedua orang tua Sunita. Tapi entah apa sebabnya mereka tetap menikah,” ungkap Rasidin yang juga tak bisa menyembunyikan kesedihan atas tewasnya abangnya, Sulaiman.
Dikatakan Rasidin lagi, “Sunaryo sering mengancam bunuh istrinya lewat SMS. Tapi kami tak pernah hiraukan itu mengingat dia telah mempunyai anak. Namun itu semua di luar dugaan, dia malah menghabisi istri, mertua, dan adik iparnya,” sesal Rasidin.
Sementara menurut Ponijan (51) abang kandung Sunaryo, membenarkan kalau adiknya itu berwatak keras.
“Adik saya itu orangnya keras dan. Setelah usaha yang dibangunnya bangkrut beberapa tahun yang lalu, istrinya pertamanya juga meninggal karena tidak tahan melihat tingkah suaminya yang mudah tersinggung. Anaknya 5 dari istri pertama, 3 laki-laki dan dua perempuan,” terang Ponijan yang ditemui di rumah duka di Dusun VII Desa Tanjung Alam. (arnes)
Ngamuk Usai Nonton Piala Dunia
MASIH keterangan sejumlah warga Lingkungan VII, Kongsi Anam Tanjung Alam Asahan sebelum ditemukan tewas bunuh diri tersangka sempat nonton sepakbola piala dunia.
“Dia masih terlihat santai nonton piala dunia antara Yunani dan Nigeria. Nontonya di rumah Pak Yamin (50). Dan setelah itu tersangka pergi. Tapi kami tak tau kemana dia pergi,” kata salah seorang warga.
Namun kata Yanto (38) yang bertetangga dengan tersangka, mengaku sempat melihat Sunaryo naik sepeda dayung. “Saya sempat melihat mas Sunar naik sepeda sendirian. Tapi aku nggak tahu mau pergi kemana,” ujarnya.
Kapolres Asahan, AkBP Mashudi, dikonfirmasi METRO, melalui Kasat Reskim, AKP Sony M Nugroho, menyatakan pembantai itu dipicu olah rasa sakit hati tersangka karena istrinya dibawa mertua dari tempat tinggalnya di wilayah Mahato perbatasan Labuhan Batu dengan Riau.
”Karena sakit hati, dia menghabisi istri dan keluarganya, serta membakar rumah mertuanya yang nyaris mebunuh kedua tetangganya tersebut, serta anak bayinya yang masih berumur 4 bulan,” ujar Sony.
Hasil pemeriksaan sementara, kata Sony, pihak kepolisian telah mengamankan sebuah golok, yang diduga digunakan tersangka, dan selembar kertas bertuliskan pernyataan dari tersangka, dan barang bukti lainnya.
”Kami masih menunggu hasil pemeriksaan saksi yang saat ini masih dalam keadaan kritis, dan kasus ini akan tetap dilakukan rekontruksi, namun kasusnya akan di SP3 berhubung tersangkanya juga tewas,” pungkasnya.
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam