Waspada praktik money politic jelang pencoblosan Pilkada Kalsel

Berita Lampung Waspada praktik money politic jelang pencoblosan Pilkada Kalsel ; Serangan fajar atau praktik money politic jelang hari pencoblosan 2 Juni 2010, disinyalir mulai terjadi, menyusul banyaknya laporan masyarakat ke Panwas Pemilukada.

Trik yang marak digunakan adalah dengan membagikan uang dan baju kepada masyarakat agar memilih pasangan tersebut "Kami Panwas Pemilukada kebanjiran pengaduan masyarakat tentang pasangan calon bupati yang mulai melakukan serangan fajar dengan membagi baju dan uang," kata Ketua Panwas Pemilukada Tanbu Muhammad Burhanuddin SH.

Burhanuddin mengaku risau terkait adanya dugaan pelanggaran oleh tim sukses oknum pasangan calon tersebut. Dia mengimbau semua pihak untuk menghentikan praktik bagi-bagi uang tersebut

"Kami ingatkan kepada pasangan calon bupati Tanbu supaya segera menghentikan kegiatan serangan fajar di minggu tenang ini, karena perbuatan itu dapat mengancam calon bahkan dapat dipidana," jelas dia.

Sementara itu, hingga masa tenang, Senin (31/3/2010) atribut kampanye sejumlah pasangan calon berupa baliho dan stiker masih bertebaran di pusat Kota Tanahbumbu.

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Panitia Pengawas Pemilukada Tanahbumbu (Tanbu) akhirnya turun tangan membersihkan alat peraga tersebut.

Beberapa anggota Satpol PP pun sempat dibuat kesal, terkait adanya salah baliho permanen milik satu kandidat yang tidak diturunkan. Sejumlah anggota Satpol PP terpaksa harus memanjat di tengah guyuran hujan untuk menurunkannya.

Monitoring
Sehari menjelang pencoblosan, anggota KPU Kotabaru memonitoring ke setiap TPS di kecamatan Pulaulaut Utara yang berjumlah 249 dari total 845 TPS di Kotabaru. "Hari ini (kemarin) belum ada persiapan. Biasanya persiapan dilakukan sehari sebelum pelaksanaan pencoblosan," kata Gafuri, Senin (31/5/2010).

Sementara itu, semua pasangan calon bupati dan wakil bupati Kotabaru melakukan pencoblosan di Kotabaru. Cabut Irhami Ridjani mencoblos di Desa Batuah, Muhammad Alamsyah di Semayap, Bahruddin di Desa Batuah.

Sedangkan Abdul Hakim, sebelumnya namanya terdapaftar sebagai pemilih, di Tanahbumbu. Sejak enam bulan lalu sudah berdomisili di Kotabaru, dan terdaftar sebagai pemilih di daerah ini.