Berita Lampung besok 21 Mei Kongres II Partai Demokrat resmi dibuka. Perhelatan lima tahunan ini, akan menghadirkan seluruh pengurus Dewan Pimpinan Daerah maupun Dewan Pimpinan Cabang dari seluruh Indonesia. Arena inilah yang sekaligus akan menjadi panggung politik, pertarungan tiga kandidat calon ketua umum Partai digagas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Dibandingkan partai-partai besar lainnya, pertarungan perebutan kursi Demokrat 1 memang lebih seru. Ada tiga nama kandidat yang muncul ke permukaan. Ada Andi Mallarangeng yang kini menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Juga legislator Anas Urbaningrum (AU) dan yang terakhir Ketua DPR Marzuki Alie (MA). Dari ketiga kandidat, perseteruan Andi Mallarangeng (AM) dan Anas Urbaningrum (AU) bisa disebut paling panas. Sedangkan, Ketua DPR Marzuki Alie nampaknya memilih jalur damai. Meski bukan orang jawa, ia memilih falsafah sluman, slumun, slamet. "Ini kan persaingan internal, jadi memang tidak perlu harus gembar-gembor keluar," kata Marzuki dalam sebuah kesempatan.
LAin halnya dengan Andi Mallarangeng. Mantan Jurubicara Presiden SBY ini, sudah menabuh genderang perang semenjak awal tahun ini. Selain mengklaim sudah mengantongi restu dari Cikeas, Andi juga paling banter menggelontorkan uangnya untuk pencitraan. Lihat saja sejumlah baliho, maupun iklan yang terpampang di di media massa. Bahkan, di sekitar lokasi kongres, gambar maupun stiker pria berkumis ini sudah terpampang di hampir semua sudut kota. Begitu pula stiker yang banyak nempel di dinding-dinding angkot yang sering menjadi sumber kemacetan kota itu. "Sudah seperti mau mencalonkan presiden saja," kata Dasiyo,seorang warga di kawasan Dago Bandung, ketika ditanya soal pencalonan Andi Mallarangeng sebagai Ketum Partai Demokrat.
Dasiyo sempat mempertanyakan dana yang digunakan Andi."Kalau untuk mencalonkan sebagai Ketua Partai saja sudah seperti itu, bagaimana kalau dia mau mencalonkan Presiden ya?" katanya. Memang, Agresifitas Andi dalam pencitraan mengundang banyak tanya. Terutama dikalangan awam. Pertanyaan paling banyak muncul, darimana sumber dananya? Berapa ratus miliar dana yang dihabiskan? "Kalau nanti nggak jadi Presiden, apa balik modal itu ya," tanya wawan, seorang sopir taksi di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.
AM bukan tidak mendapatkan perlawanan. Mantan Aktivis HMI Anas Urbaningrum seperti tak mau menyerah begitu saja ke tangan Andi. Merasa sama-sama menjadi anak emas SBY, ia pun berupaya mengeliminir klaim "restu" Cikeas yang selalu dihembuskan para tim sukses maupun teman-teman dekat AM. Meski tidak seagresif AM, Au juga berupaya menggelar pencitraan melalui sejumlah media massa.
Bahkan, untuk meraih simpati lebih awal, kubu AU sudah boyongan ke Bandung sejak Selasa (18/5) lalu. Di kota kembang ini, kubu AU sudah memulai konsolidasi dan merapatkan barisan.Bagi AU, kesolidan para pendukungnya ini memberi keyakinan dirinya dapat menciptakan ’’gol’’ pada saat pelaksanaan kongres untuk duduk menjadi ketua umum.”Ibarat permainan bola tendang, saat ini bolanya sudah ada di kotak penalti. Tinggal tendang dan gol,” kata Anas Urbaningrum usai menghadiri peresmian acara peluncuran buku yang ditulis sendiri dengan judul Revolusi Sunyi; Mengapa Partai Demokrat dan SBY Menang Pemilu 2009 di salah satu kantor redaksi surat kabar di Bandung, kemarin (19/5).
Toh begitu, Anas belum berani sesumbar bahwa gerbongnya akan tetap solid hingga akhir pertarungan nanti."Sejauh ini saya siap. Dan alhamdulillah dukungan masih solid," ujarnya.
Lalu bagaimana dengan Marzuki Alie (MA). Kandidat yang satu ini nampaknya lebih suka bergerilya, mengendus peluang. MA boleh dibilang sebagai tokoh lama, yang diharapkan oleh para tokoh-tokoh lama yang sejak awal menggawangi kelahiran partai ini. Ia tahu persis kekuatan partai, maupun dukungannya. Ia pun menyadari, betapa besar peran Ketua Dewan Pembina SBY dalam menentukan siapa figur Ketua umum yang akan dikehendakinya. Soal restu, MA pun mengaku pernah mendapatkan restu serupa dari SBY. Persoalannya kemudian, apakah dengan restu itu lantas SBY akan memilih ketiganya?
Nampaknya, MA lebih menunggu kepada siapa kira-kira SBY akan berpihak. "Tetapi, ketika SBY mengatakan silakan maju. Semua ditentukan oleh kongres, maka kami akan langsung tancap gas," ujar Nusron, salah seorang anggota tim sukses MA dalam sebuah kesempatan. Sama halnya dengan AM maupun AU, MA juga mengklaim sudah mengantongi dukungan dari sejumlah DPD maupun DPC.
Adakah kemungkinan munculnya Kuda Hitam dalam bursa calon ketua Partai Demokrat? Berbagai spekulasi jalanan menyebut nama Djoko Suyanto yang kini menjabat sebagai Menko Polkam, sebagai kuda hitamnya. Tetapi, ada pula yang menyebutkan bahwa Ketua Umum akan kembali dipegang oleh Hadi Utomo. "Jika kondisi mendesak, dan terjadi deadlock bukan tidak mungkin, Hadi Utomo akan kembali tampil sebagai ketua umumnya," ujar sebuah sumber dari kalangan yang dekat dengan lingkaran Cikeas.
Namun, isu itu ditepis oleh tim sukses sekaligus orang dekat AM, Ramadhan Pohan. Menurut mantan wartawan Jawa Pos ini, calon ketua PD ke depan tidak jauh dari ketiga nama yang sudah beredar itu. "Jadi tidak mungkinlah, ketumnya itu orang dari luar ketiga nama yang sudah beredar saat ini," ujarnya. Ramadhan yang berkawan akrab dengan Edy Baskoro atau Ibas putra SBY ini, merupakan salah satu tim sukses AM. Keakrabannya dengan Ibas itu pula, yang membuat dirinya juga selalu dipresentasikan sebagai orang dekat kerabat Cikeas. Nah, apakah dengan begitu Ramadhan bisa dipegang prediksinya? Mudah-mudahan, Ramadhan kali ini benar dalam memberikan prediksinya. http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=64265
Kongres II Partai Demokrat,calon ketum Demokrat terpopuler,analisa calon ketua demokrat,ketua umum Partai Demokrat Terpilih,biografi Andi Mallarangeng,biografi Anas Urbaningrum, biografi Marzuki Alie
Home
Partai Demokrat
Sang Kandidat di Ranah Demokrat
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam