Selamat datang di Berita Lampung Online

Penyu Langka Dunia Panjang 2,75 meter Berat 900 kg Di Lampung, Aneh Diolah Jadi Sate

Thursday, April 8, 20101komentar

Berita Lampung Penyu Langka Dunia Panjang 2,75 meter Berat 900 kg Di Lampung, Aneh Diolah Jadi Sate, Lampung Barat boleh berbangga. Empat dari tujuh spesies penyu langka di dunia ternyata hidup di daerah ini. Keberadaannya sangat mudah ditemukan di wilayah pesisir pantai. Tapi sayang, kehidupan biota yang dilindungi sejak tahun 1978 ini, mulai terancam. Telur-telur penyu langka ini makin bebas diperjualabelikan.

BUKAN hanya telur yang marak dijual bebas di masyarakat. Daging hewan yang mampu menempuh jarak sejauh 3.000 kilometer dengan waktu sekitar 58-73 hari ini, juga diolah menjadi sate. "Pencurian telur biasanya dilakukan masyarakat nelayan sekitar dan telur ini di perdagangkan di salah satu pom bensin di Krui," kata Kepala Seksi Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung Barat Nazdan, Selasa (30/3).

Nazdan menjelaskan, pihaknya masih bisa menghitung populasi penyu betina. Caranya dihitung saat mendarat untuk bertelur di pantai. Sementara populasi jantan tidak bisa dihitung karena tersebar di lautan.

Jumlahnya hanya bisa diketahui berdasarkan keberadaan tingkah laku reproduksi dari tiap jenis penyu. Terutama saat musim bertelur. Siklus bertelur penyu juga beragam mulai dari 2 hingga 8 tahun sekali.

"Berdasarkan hasil penelitian satu ekor penyu jantan bisa membuahi tiga ekor betina dalam satu musim reproduksi. Jadi kita asumsikan saat ini jumlah populasi penyu jantan sekitar 102 ekor, di dasarkan jumlah induk betina saat ini," kata Nazdan.

Empat spesies penyu yang terpantau di Lambar yakni penyu lekang, penyu hijau, penyu belimbing, dan penyu sisik. Spesies ini ditemukan dan berkembang biak di wilayah pesisir barat Lampung tepatnya di Kecamatan Lemong daerah pesisir utara, tengah dan selatan.

Keberadaan keempat hewan yang masuk dalam kelompok vertebrata kelas reptilia yang bernapas dengan paru-paru ini terdeteksi sejak tahun 2003. Lemong merupakan tempat makan (foraging habitas), seluruh jenis penyu di Lambar.

Sedangkan di Kecamatan Bengkunat kini masih menjadi tempat bertelur penyu (nesting area).Hasil pengamatan dan pengukuran pantai yang menjadi tempat bersarang penyu memiliki luas sekitar 530 hektare.

Saat ini jumlah populasi penyu mulai menyusut menjadi sekitar 308 induk betina. Rinciannya penyu hijau (chelonia mydas) 135 ekor, penyu sisik (erethmochelys imbricata) 19 ekor, penyu belimbing (dermochelys coreacea) 33 ekor, dan penyu lekang (lepidochelys olivacea) 121 ekor. Dari keempat jenis hewan yang memiliki sepasang tungkai berupa kaki pendayung untuk berenang ini, penyu jenis belimbing merupakan yang terbesar. Ukurannya bisa mencapai panjang 2,75 meter dengan bobot mencapai 900 kg.

Sedangkan penyu lekang adalah jenis terkecil. Beratnya biasanya mencapai 50 kilogram. Sementara penyu hijau termasuk yang paling sering ditemukan di Bengkunat. Menurut Nazdan, sejak 2003 upaya-upaya pelestarian penyu sudah dilakukan. Langkah yang dilakukan dengan mengumpulkan dokumentasi bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan manusia.

Untuk upaya pelestarian hewan yang terancam punah ini kata Nazdan, pihaknya bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Mitra Bentala Lampung. Program yang sudah dilakukan yakni penguatan kelompok nelayan yang bertugas melindungi penyu dari kepunahan.

DKP juga telah mendirikan kawasan konservasi laut daerah penyu seluas 5.741, 32 hektare. Letaknya di Desa Muara Tembulih, Sukanegara, Gedung Cahaya Kuningan di Kecamatan Ngambur. Daerah ini juga menjadi pusat penangkaran penyu di Lambar.
Share this article :

+ komentar + 1 komentar

April 9, 2010 at 12:28 PM

kunjungan balik>>> nice blog...

Post a Comment

Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam

 
Copyright © 2011. Berita Lampung - All Rights Reserved
Template Created by Pakar Lampung Proudly powered by Blogger