Berita Lampung BINJAI-Kuburan Sayuti Lubis (60) dibongkar, Senin (26/4) sekira pukul 11.00, atau sehari setelah pria beristri 6 ini dimakamkan di TPU Megawati Jl Medan-Binjai, Kec Binjai Timur. Kain kafan yang membalut jasad ayah 11 anak ini dicuri. Untuk apa? Adalah Wagipah (55) penjaga TPU Megawaty orang pertama yang melihat kuburan pria yang semasa hidupnya berprofesi sebagai mantri itu dibongkar.
“Jam 11 ketahuan kuburan ini dibongkar. Mayatnya memang nggak diangkat ke atas. Tapi kain kafannya hilang,” kata kakek warga Gang Rambutan, Kel Sumber Karya, Kec Binjai Timur ini. Sebagai penjaga kuburan atau disebut ‘juru kunci’, Wagipah menduga dibongkarnya kuburan Sayuti untuk kepentingan ilmu gaib.
Di sekitaran kuburan warga Jl Rambutan, Kel Sumber Karya, Kec Binjai Timur yang tewas akibat kecelakaan lalu-lintas itu, ditemukan celana jeans ponggol dan sepatu kats warna putih diduga milik pembongkar kuburan.
Begitu kabar kuburan Sayuti dibongkar, warga dan aparat kepolisian berdatangan ke TKP yang juga diikuti istri dan anak almarhum Sayuti. Bahkan, saat melihat kuburan suaminya telah dibongkar, istri Sayuti sempat pingsan, namun langsung dibawa pihak keluarga.
Salah seorang anak almarhum Sayuti, Arianti (20) yang ditemui di kuburan ayahnya mengatakan, semasa hidup ayahnya yang bekerja di RS Putri Hijau Medan. Arianti juga menyatakan ayahnya beristri dua.
“Ayah memang memiliki dua istri, kalau kerjanya di RS Putri Hijau Medan,” ujarnya singkat sambil menatap kuburan ayahnya yang dibongkar itu.
Tetangga: Beristri 6
Sayuti tewas dalam sebuah kecelakaan lalu lintas di Jalan Medan–Binjai Km 15,5 Diski, Kec Sunggal, Minggu (25/4). Ketika itu korban baru pulang dari tempat kerjanya di RS Tembakau Deli, Jl Putri Hijau Medan. Naas mobil kijang yang dikemudikannya bertabrakan dengan truk pembawa CPO.
Menurut para tetangga, Sayuti tak langsung tewas. Korban masih sempat dirawat di RSU Latersia Binjai. Namun kondisi korban sangat memrihatinkan. Kaki kanannya patah dengan dada remuk. Kesulitan bernafas kemudian mengakibatkan suami, yang kata tetangganya punya istri 6 itu, tewas.
“Saat itu korban baru pulang kerja, mengemudikan mobil kijang. Entah bagaimana korban menabrak truk tangki yang melaju dari arah Binjai menuju Medan. Aku sendiri langsung ke TKP. Selanjutnya korban dilarikan ke RSU Latersia. Saat dibawa ke rumah sakit korban masih bicara walau terbata-bata. Tapi saat masih dirawat, aku sudah pulang,” kata seorang pria paruhbaya tetangga korban.
“Kecelakaan itu hari Sabtu sekira pukul 14.30. Aku sendiri ikut beres-beres di rumah duka sambil menunggu kedatangan jenazahnya,” sambungnya.
Masih dari keterangan beberapa tetangga korban yang ditemui POSMETRO MEDAN, korban meninggalkan 6 orang istri dan 11 anak. Ke enam istrinya itu ada di daerah Bangkatan Binjai, Kec Binjai Selatan. Ada di Tandam, Binjai Utara, Stabat–Langkat, Medan, dan Pekan Baru.
Jenazah korban sendiri disemayamkan di rumah istri keenamnya bernama Isu (40) dan telah memiliki 2 orang anak.
“Korban selain bekerja sebagai mantri juga ahli mengobati berbagai jenis penyakit melalui terapi. Pasiennya banyak orang Tionghoa. Anaknya 11 orang dari enam orang istrinya. Di Binjai ada dua, yang di sini di Gang Rambutan istri mudanya dan mempunyai dua orang anak. Istrinya juga ada di Tandam, Stabat, Medan, dan Pekan Baru,” terang warga tadi mengulangi.
Sementara, pihak keluarga yang ditemui usai melaksanakan tahlilan di rumah yang tergolong mewah tersebut enggan dikonfirmasi.
“Maaflah ya belum bisa kalau mau ketemu istrinya, karena sampai saat ini masih sering pingsan, nantilah ya karena suasana masih berduka,” ujar pihak keluarga yang juga mengatakan tak menyimpan foto korban semasa hidup.
Sementara itu, Kapolsek Binjai Timur AKP A Robert Sembiring SH mengatakan pihaknya tengah menyelidiki siapa pembongkar kuburan almarhum Sayuti.
“Kita masih mencari orang yang membongkar kuburan itu sekalian mencari tahu apa motifnya. Kita juga sudah amankan barang bukti berupa celana jeans pendek serta sepatu yang diduga milik pelaku pembongkaran,” katanya melaui HP. (aswin)
Diambil untuk Ilmu Menghilang
UMUMNYA, pelaku pembongkar kuburan yang mencuri kain kafan mayat bertujuan magis. Salah satu tujuannya untuk memperoleh ilmu menghilang. Nantinya, kain kafan itu dijadikan jimat setelah melakukan ritual-ritual seperti yang diperintahkan jin yang dipuja.
“Kain kafan merupakan sarana atau persyaratan. Biasanya, perilaku itu dilakukan oleh orang yang memuja jin,” kata Ki Jamaluddin Hadi Wijoyo, praktisi supranatural asal Tanjung Morawa.
Diakuinya, bagi orang yang berhasil mendapatkan kain kafan mayat, mampu membuat orang tak bisa melihatnya.
“Tapi persyaratan dan resikonya cukup berat. Bukan hanya berhadapan dengan warga, namun juga dengan mahluk gaib lain. Waktu untuk mengambilnya juga pada hari tertentu, seperti hari kelahiran si pencuri,” tukas Ki Jamaluddin.
Selain itu, lanjutnya, kain kafan mayat juga banyak digunakan oleh orang-orang yang melakukan pesugihan, seperti orang yang ingin kaya dengan jalan singkat. Kain kafan yang biasa dijadikan jimat, mampu menarik harta orang lain.
“Saat yang memuja jin itu mampu memenuhi permintaan jin tersebut, maka jin itu akan mengerjakan apa yang diinginkan manusia yang memujanya. Tapi ingat, setiap pekerjaan yang memuja jin, akan tertimpa sial. Dan itu sulit dielakkan,” kata Ki Jamaluddin mengingatkan.
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam