Berita Lampung Biaya Merger Bank UOB Buana-UOB Indonesia Rp6,928 Miliar ;Pascaproses penggabungan (merger) resmi PT Bank UOB Buana (UOB Buana) dengan PT UOB Indonesia (UOB Indonesia) pada 30 Juni 2010 mendatang, perseroan akan memfokuskan pengembangan bisnis di sektor ritel dan konsumer.
"Target kami setelah merger adalah fokus kepada ritel dan consumer banking," kata Direktur Utama Bank UOB Buana Armand Bachtiar Arief dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/4). Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini, para pemegang saham PT Bank UOB Buana menyetujui rencana penggabungan (merger) perseroan dengan PT UOB Indonesia yang dijadwalkan dilaksanakan pada 30 Juni 2010.
Persetujuan pemegang saham juga diberikan terhadap susunan Direksi dan Dewan Komisaris perseroan sebagai bank penggabungan. Posisi Direktur Utama tetap diduduki oleh Armand Bachtiar Arief. Wakil Direktur Utama akan dijabat oleh Iwan Satawidinata, yang sebelumnya memimpin UOB Indonesia.
Menurut Armand, penggabungan sendiri secara hukum ditargetkan selesai pada 30 Juni 2010 pukul 17.00 WIB. Secara operasional, persiapan penggabungan operasional dari 210 cabang UOB Buana dan 10 cabang UOB Indonesia yang tersebar di Indonesia ditargetkan selesai pada 19 Juli 2010.
Saat ini, pihaknya juga sedang fokus untuk memperoleh izin Bank Indonesia selaku regulator dalam rangka pemenuhan ketentuan Single Presence Policy (SPP). "Total biaya merger diperkirakan sebesar Rp 6,928 miliar," kata dia.
Armand menjelaskan, perseroan akan memfokuskan pada pengembangan bisnis ritel dan konsumer setelah merger dengan UOB Indonesia. Perseroan, kata dia, memiliki keunggulan dalam pemberian kredit pada sektor UKM dan konsumer. UOB Indonesia memiliki keunggulan dalam kredit korporasi. Dengan demikian penggabungan tersebut akan menimbulkan sinergi yang akan mengisi lini bisnis yang menjadi unggulan. "Porsi kredit setelah merger menjadi 30% korporat dan 70% ritel dan konsumer," kata dia.
Sebelum merger, pemegang saham UOB Buana terdiri atas UOB International Investment Private Limited (UOBII) sebesar 98,997%, Sukanta Tanudjaja sebanyak 1%, dan PSM 0,003%. Sedangkan pemegang saham UOB Indonesia adalah UOB Singapore sebesar 99% dan Sukanta Tanudjaja sebanyak 1%. Setelah merger, komposisi daftar pemegang saham UOB Buana akan berubah menjadi UOBII sebanyak 68,942%, UOB Singapore 30,056%, Sukanta Tanudjaja 1%, dan PSM 0,002%.
Pemegang saham UOB Buana, ungkapnya, juga sepakat untuk tidak membagikan dividen atas laba perseroan yang mencapai Rp443,92 miliar pada tahun buku 2009. "Laba bersih yang dihasilkan telah disepakati sebagai laba ditahan dan akan digunakan sebagai tambahan struktur permodalan UOB Buana," jelas dia.
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam