Presiden memimpin latihan di KRI Surabaya-591 yang berangkat dari Pelabuhan Merak. Kapal berhenti sekitar dua kilometer dari bibir Pantai Caligi. Presiden kemudian keluar dari lambung kapal dengan tank amfibi LVT-7 bernomor Indonesia 1. Tank yang ditumpangi Presiden berada pada urutan keempat gelombang pendaratan Marinir untuk menyerang musuh yang disimulasikan berada di Pantai Caligi.
Di Pantai Caligi yang merupakan Pusat Latihan Tempur Komando Pasukan Katak Korps Marinir, Presiden menyaksikan demonstrasi tempur pertama berupa penembakan tiga tank amfibi PT-76, dua BVP-2, dua Howitser 105, dan dua roket RM 70 Grad.
Presiden juga menyaksikan demonstrasi tempur kedua berupa penembakan di atas pohon, penembakan reaksi, penembakan mortir 81 dan river crossing, serta demonstrasi penembakan Dopper.
Latihan pemantapan terpadu Marinir yang berlangsung 40 hari dilaksanakan di dua tempat, yakni wilayah barat di Lampung dan timur di Baluran, Jawa Timur. Latihan ini melibatkan 10.077 personel (5.319 personel untuk wilayah timur dan 4.758 untuk wilayah barat).
Tujuan latihan memelihara dan meningkatkan kemampuan teknis atau taktis serta keterampilan bertempur prajurit Marinir sampai tingkat batalion. Sedangkan sasaran latihan menjadikan prajurit arinir agar memiliki naluri dan kemampuan bertempur tinggi.
Materi latihan dibagi empat tahap, pertama, tahap perorangan dasar dan Jurit Marinir. Tahap kedua menembak tempur reaksi, patroli tempur, intelijen tempur dan taktik kondisi tertentu. Tahap ketiga menguji kemampuan persenjataan infanteri, kavaleri, artileri, bantuan tempur dan intai amfibi. Dan tahap keempat diakhiri dengan pengejaran lintas medan sejauh 120 km.
Peralatan tempur yang digunakan, antara lain 11 kapal perang, 26 tank amfibi PT76, BTR 50, LVT-7 A.1, Kapa, Roket RM 70 Grad, How 105, dan BVP-2 dengan didukung truk Tatra, Liaz, Unimog, Sea Rider, perahu karet, dan ambulans, dan dua pesawat Hercules TNI AU C-130.
Di Pantai Caligi, Presiden SBY disambut Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P., Ketua DPRD Lampung Marwan Cik Hasan, Danrem 043/Gatam Kolonel Nugroho Widyotomo, Kapolda Brigjen Edmon Ilyas, dan sejumlah pejabat lain.
Hadir dalam acara ini para petinggi TNI, seperti Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, KSAL Laksamana Madya Agus Suhartono, KSAU Marsekal Madya Imam Sufaat, KSAD Letjen George Toisutta, dan Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin. Hadir juga Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Menhut Zulkifli Hassan, dan sejumlah menteri lain.
Usai latihan perang, Presiden menuju Markas Komando Batalion Infanteri-9 Marinir Beruang Hitam untuk meninjau pameran produk Bio-Marine dan penanaman pohon. Selanjutnya, Presiden meninjau Bakti Sosial Bio-Marine dan menyaksikan demonstrasi rubber duck operation (RDO).
RDO merupakan jenis operasi berisiko tinggi yang sering dilakukan prajurit Intai Amfibi Korps Marinir dengan memanfaatkan media udara dan laut dalam menyebar pasukan. Operasi diawali dengan menerjunkan perahu karet dari udara yang dikaitkan pada parasut, selanjutnya para peterjun dengan teknik free fall menyusul mengejar arah jatuhnya perahu karet.
Saat menghadiri bakti sosial di Pantai Klara, Presiden SBY berharap kehadiran TNI di sejumlah daerah bisa membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. "Di wilayah ini sudah dibangun satuan Marinir. Saya harap bisa bekerja sama dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Presiden.
Dalam bakti sosial itu diberikan pemeriksaan kesehatan gratis dengan membuka rumah sakit berjalan lengkap dengan ruang operasi pasien.
"Saya harapkan dengan bakti sosial ini bisa menjadi hubungan persahabatan yang baik dengan warga. Jadi, harap dimanfaatkan dengan baik, yang sehat biar tetap sehat dan yang sakit menjadi sembuh," kata dia
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam