Misteri Menghilangnya Presiden Nigeria,Nigeria saat ini mengalami kekosongan kekuasaan. Presiden Umaru Yar'Adua dilaporkan menghilang, setelah diopname di rumah sakit Arab Saudi selama hampir dua bulan.
BBC melaporkan bahwa Yar'Adua dirawat karena penyakit jantung. Sementara, dua kasus hukum berbeda di dalam negeri sedang menunggunya untuk disidangkan. Karena tidak dapat dihadirkan, sidang terpaksa dilakukan secara in-absentia.
Asosiasi Penulis Hak Asasi Manusia (HURIWA) mendesak DPR setempat untuk mengirim tim pencari ke Arab Saudi. Yar'Adua belum sempat menyerahkan tampuk pemerintahan kepada wakilnya. Karenanya, sejumlah pihak merasa bahwa Nigeria sedang berada dalam kekosongan kekuasaan. HURIWA juga mendesak DPR Nigeria agar segera memaksa sang presiden mundur dan menyerahkan tugas pemerintahan kepada wakilnya, setelah posisi Yar'Adua bisa dipastikan melalui rekaman video.
Sejumlah organisasi hak asasi manusia (HAM), ahli hukum dan pribadi, telah meminta Yar'Adua untuk meletakkan jabatannya, karena faktor kesehatan dan mendelagasikan tugas kenegaraanya secara formal kepada Wakil Presiden Goodluck Jonathan. Namun HURIWA adalah satu-satunya organisasi yang mendesak pencarian terhadap presiden.
"Sebuah tim seharusnya dibentuk. Anggotanya pejabat tinggi pemerintahan, pimpinan dewan dan dari masyarakat madani, seperti Asosiasi Medis Nigeria dan Asosiasi Bar Nigeria," terang Emmanuel Onwubiko, Ketua HURIWA.
HURIWA menyalahkan situasi ketidakpastian dan kekosongan kursi presiden 40 hari terakhir, telah menyebabkan terjadinya situasi tidak menentu yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Tidak stabilnya keamanan di seantero Nigeria dan pembunuhan warga sipil oleh polisi Kamerun di Semenanjung Bakassi adalah contohnya.
"Polisi yakin bahwa mereka bisa membunuh warga Nigeria dan melarikan diri begitu saja, karena pemimpin tertinggi militer Nigeria menghilang," tambah pihak HURIWA.
Aktivis HAM dan seorang pengacara, Femi Falana, mendesak Mahkamah Agung setempat untuk membatalkan seluruh kebijakan yang dikeluarkan kabinet, selama Yar'Adua absen. Sementara aktivis oposisi senior Farouk Adamu Aliyu meminta pengadilan tinggi federal untuk mencopot presiden, karena berhalangan permanen dengan alasan kesehatan dan tidak mampu melaksanan tugas-tugas konstitusi.
Dokter menyatakan sang presiden menderita pericarditis akut atau peradangan lapisan hati. Dia juga dilaporkan menderita gangguan paru-paru yang sudah lama mengganggu kesehatannya.
Minggu lalu, jaksa agung baru telah dilantik untuk mengisi kekosongan kekuasaan pemerintahan. Sejumlah ahli hukum mempertanyakan keputusan bahwa seorang jaksa agung bisa mengambil alih kekuasaan dan menjalankan tugas-tugas kepresidenan. Meski demikian, seremoni pelantikan yang dipimpin oleh mantan jaksa agung sebelumnya tetap dilakukan, sekaligus demi mengklaim bahwa langkah tersebut sudah konstitusional.
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam