Di Duga Mengidap AIDS Pria Dibuang di Kandang Sapi , Dengan kondisi tubuh kurus kering karena menderita sakit, Rubianto (32 tahun) warga Kelurahan Gedok, Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar harus rela menjalani hari-harinya di kandang sapi. Beberapa kerabat dekat Rubianto mencurigainya menderita penyakit AIDS sehingga enggan menampung di rumah.
Sutejo (52) paman Rubianto menuturkan, awalnya Rubianto bersama ayah dan ibunya bertempat tinggal di kelurahan Gedok. Namun setelah kedua orang tuanya bercerai, ia ikut dengan ibunya bertransmigrasi ke Papua. Di Papua Rubianto bekerja sebagai sopir. Dari Papua Rubianto kemudian merantau ke Palembang dengan profesi yang sama. Namun setelah beberapa waktu bekerja di Palembang, Rubianto mengalami sakit. Kondisinya terus melemah, bahkan beberapa kali muntah darah. Hingga pada akhirnya ia mengalami kelumpuhan.
Karena merasa sendiri di rantau, Rubianto kemudian berinisiatif untuk kembali ke Blitar untuk menumpang di rumah pamanya. Dengan bersusah payah menempuh perjalanan dari Palembang karena tidak bisa berjalan, Rubianto akhirnya sampai di Blitar. Namun kerabatnya di Blitar tidak mau menerima Rubianto. Sehingga ia terpaksa tidur di masjid. Beberapa warga yang prihatin dengan kondisi Rubianto berinisiatif menempatkanya di kandang sapi milik Nurhadi. ‘’Sebenarnya kami tidak keberatan untuk menampung keponakan saya itu.
Namun karena dahulu pola hidupnya yang sering keluar masuk lokalisasi kami khawatir ia menderita AIDS, padahal penanganan penderita AIDS harus hati-hati karena selain mematikan penyakit itu juga menular,’’ kata Sutejo.
Menurutnya, berdasarkan pengakuan beberapa kerabat yang lain, selama di Papua dan Palembang perilaku Rubianto juga tetap sering keluar masuk lokalisdasi, seperti pada waktu berada di Blitar. Sehingga kecurigaan pihak keluarga Rubianto menderita AIDS semakin kuat. Kecurigaan pihak keluarga juga dikuatkan dengan kondisi berat badanya yang menurun drastis. Selama 7 bulan berat badanya turun hingga sekitar 30 kg.
Sementara itu pemilik kandang sapi Nurhadi mengatakan, warga sebenarnya tidak tega menempatkan Rubianto di kandang sapi. Namun karena kerabatnya tidak bersedia menampung akhirnya warga terpaksa menempatkanya di tempat tersebut.
‘’Pertimbangan warga menempatkan di tempat ini karena kalau tetap di masjid dikhawatirkan kotoranya akan membuat kondisi masjid tidak suci. Mengingat yang bersangkutan tidak bisa berjalan dan melakukan pembuangan secara sempurna,’’ kata Nurhadi. Sedangkan untuk makan setiap hari dikirimi keluarga pamanya.
Sementara Rubianto mengaku kalau penyakit yang dideritanya adalah penyakit TCB dan bukan AIDS. Keyakinan tersebut didasarkan atas pemeriksaan dari petugas puskesmas setempat. ‘’Menurut petugas puskesmas penyakit saya adalah TBC,’’ katanya. Ia mengaku pasrah dengan kondisi yang dialaminya. Ia juga berterima kasih kepada warga sekitar yang telah sudi menampungnya meski hanya ditempatkan di kandang sapi.
Ketika dipindahkan ke tempat tersebut, sapi-sapi yang awalnya berada di kandang telah dipindahkan ke tempat lain. Namun kondisi kandang berukuran 2x3 meter tersebut tetap memprihatinkan. Dinding kandang hanya disekat bambu dan dipasang tirai dari kain sprei.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar Ngesti mengatakan bahwa mestinya penderita sakit tidak boleh ditelantarkan. ‘’Harusnya segera dibawa ke rumah sakit,’’ kata Ngesti singkat. Ia meminta supaya warga mengurus surat keterangan tidak mampu untuk perawatan di rumah sakit
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam