Berita Lampung - Jenderal Saurip Kadi pembela tragedi mesuji berdarah : Saurip Kadi, 60 tahun, lama tak terdengar kabarnya. Mayor Jenderal Purnawirawan TNI asal Brebes ini tiba-tiba membuat berita heboh. Dia memimpin rombongan Lembaga Adat Megoupak bertemu Komisi Hukum DPR, Rabu, 14 Desember 2011.
Membawa segepok bukti, termasuk video dan foto, plus saksi mata, Saurip dan rombongan asal Lampung itu melaporkan dugaan pembantaian terhadap 30 petani di Mesuji, Lampung, sejak pemerintahan SBY. Pembantaian itu diduga dilakukan Pamswakarsa yang dibekingi perusahaan sawit asal Malaysia, PT Silvani Inhutani. Lihat video-tragedi-mesuji-berdarah.
Sang jenderal bicara tegas, seperti saat ia masih jadi di Mabes Angkatan Darat. Mantan Asisten Aster KSAD itu bahkan dengan enak masih mendebat Menko Polhukam Djoko Suyanto, koleganya yang diwawancara salah satu televisi nasional melalui telepon. " Enggak masalah saya sama Pak Djoko." kata Saurip. " Dia itu dulu teman saya"
Bagaimana kisah Saurip Kadi terlibat dalam pembelaan kasus insiden berdarah Mesuji?" Apa yang membuat saya ingin terlibat adalah karena alasan kemanusiaan," kata Saurip kepada Tempo, Kamis, 15 Desember 2011. “Setiap orang yang punya nurani akan tergerak melihat foto-foto kekerasan. Apalagi saya terikat sumpah prajurit,”
Saurip mengaku terpanggil untuk membantu warga Mesuji Lampung yang dibekap teror akibat kekerasan yang terjadi di wilayahnya. “Mereka sudah frustasi, putus asa. Mereka tidak percaya lagi pada pemerintah karena upaya yang sudah dilakukan melalui pemerintah daerah mulai bupati hingga gubernur, bahkan Komnas (Komisi Nasional) HAM ingkar janji,” kata Saurip.
Purnawirawan tentara yang memulai karier militernya sebagai perwira pertama dari lingkungan Kodam V/Brawijaya di Batalyon Infantri 521 Kediri itu lantas bersama rekan sesamanya, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), pengacara, membentuk tim investigasi.
“Tim investigasi kemudian bergerak ke lokasi untuk mengumpulkan data. Ketika semua siap, kami menghubungi instansi terkait seperti DPR, Komnas HAM, media massa dan intelijen,” kata Saurip yang juga pernah menjabat sebagai anggota DPR RI periode 1995-1997 dan juga Staf Ahli bidang Khusus Menteri Pertahanan dan Keamanan.
Saurip dan timnya lantas meyakinkan para saksi agar memiliki keberanian mengungkapkan kasus tersebut berdasarkan apa yang disaksikannya. “Tapi tidak mudah meyakinkan saksi mau ke Jakarta, seperti mengajak anak kecil yang mogok,” katanya.
Untuk itu, dia perlu upaya meyakinkan mereka. “Setelah diyakinkan, ada yang berani, tapi bukan saksi kunci, melainkan saksi di lingkaran dua dan tiga. Namun, mereka siap diintrosgasi,” jelas Saurip yang dipercaya sebagai pendamping warga Mesuji.
Saurip mendampingi lima perwakilan warga Mesuji, Lampung, mengadu ke Komisi Hukum DPR Rabu kemarin terkait dengan kasus pelanggaran HAM dan kekerasan yang mereka alami. Di sana mereka meminya Komisi Hukum mendesak Kepala Kepolisian RI tegas menungusut pembantaian 30 warga yang terjadi sepanjang 2009 hingga 2010.
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam