Selamat datang di Berita Lampung Online

Partisipasi Pencoblosan Ulang Pilkada Surabaya Menurun

Sunday, August 1, 20100 komentar

Partisipasi Pencoblosan Ulang Pilkada Surabaya Menurun : Tingkat partisipasi pencoblosan ulang di pemilihan wali kota Surabaya yang diselenggarakan pada Minggu (1/8) anjlok dibandingkan dengan pemilihan wali kota pada 2 Juni lalu. Padahal pemilihan 2 Juni lalu, tingkat partisipasi pemilih mencapai 59 persen.

Dari pantauan Tempo disejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS), tingkat partisipasi pemilih hanya sekitar 15 hingga 40 persen saja. Coblos ulang dilakukan di lima kecamatan dan dua kelurahan di Surabaya. Sedangkan 26 kecamatan sisanya menggelar hitung ulang.

Di TPS 4, Kelurahan Bulak hanya ada sebanyak 63 orang yang menggunakan hak suaranya. Padahal ada sebanyak 515 warga yang tercatat di Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Demikian halnya di TPS 5 Bulak, dari sebanyak 524 pemilih yang tercatat, hanya ada sebanyak 95 orang yang menggunakan hak suaranya.

Sedangkan di TPS 33 Kecamatan Krembangan, dari sebanyak 558 warga yang tercatat di DPT, hanya ada sebanyak 133 orang yang menggunakan suaranya. Padahal pada pemilihan 2 Juni lalu, ada sebanyak 198 orang yang menggunakan hak suaranya.

Adapun di Kecamatan Rungkut di TPS 13, hanya ada sebanyak 131 orang yang menggunakan hak suaranya. Padahal pemilih yang tercatat di TPS tersebut sebanyak 527 orang.

Sedangkan di Putat Jaya, TPS 59, ada sebanyak 151 orang dari 381 pemilih yang menggunakan hak suaranya.

Ketua Panitia Pemungutan Kecamatan Krembangan, Rianto mengatakan minimnya partisipasi pemilih disebabkan jenuhnya masyarakat menggunakan hak coblos. Masyarakat kata dia memilih tetap bekerja atau rekreasi ke luar kota.

Mahmudin, warga Rungkut mengaku tidak menggunakan hak suara karena tidak percaya dengan pemimpin hasil pemilihan langsung Kepala Daerah. "Toh kepala daerah tidak bisa menurunkan harga kebutuhan pokok yang semakin melambung," kata dia.

Suparno, anggota panitia pengawas Kota Surabaya, salah satu penyebab tingginya angka golput karena kurangnya sosialiasi dari penyelenggara pemilihan dalam hal ini KPU Surabaya.

Ketua KPU Surabaya, Eko Sasmito menolak besarnya golput akibat kurangnya sosialiasasi. "Kami sudah semaksimal mungkin melakukan sosialisasi," ujarnya. Semakin tingginya golput kata dia harus diteliti lebih lanjut.
Share this article :

Post a Comment

Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam

 
Copyright © 2011. Berita Lampung - All Rights Reserved
Template Created by Pakar Lampung Proudly powered by Blogger