Cara Penggunaan Obat Ketika Puasa Ramadhan : Sebentar lagi Ummat Islam Akan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Selama sebulan penuh perilaku makan dan minum orang berpuasa akan berubah. Hanya malam saja mulut boleh dilalui makanan dan minuman. Bagi yang berpuasa, tentu berharap tubuh akan senantiasa sehat dan kuat dalam menjalani ibadah ini. Tetapi bagaimana kalau penyakit datang dan kita terpaksa harus menelan obat-obatan...?
Kalau penyakitnya berat, tentu dokter tidak membolehkan pasien berpuasa. Namun kalau penyakit tidak membahayakan bila melak-sanakan puasa, cara meng-gunakan obat perlu disesuaikan agar obat yang ditelan tetap berkhasiat tetapi ibadah juga tetap terjaga.
Penderita penyakit kronis seperti penyakit maag, gula (diabetes), penyakit ginjal dan orang lanjut usia lansia dianjurkan tidak mengabaikan konsumsi obat saat menjalankan ibadah puasa. Banyak manfaat yang dapat diperoleh penderita penyakit kronis saat berpuasa. Pengaruh puasa terhadap pemeliharaan kesehatan penderita penyakit jantung, diabetes, lever (hati), ginjal, rematik dan kegemukan (obesitas) sangat baik, sebab mereka umumnya dapat mela-kukan diet lebih baik dan meng-istirahatkan saluran pencer-naannya sehingga tidak bekerja lebih keras.
Berpuasa akan membatasi penderita yang harus berdiet untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang merupakan kontraindikasi penyakitnya.
Pada saat berpuasa, makanan dan minuman yang dikonsumsi cenderung mengandung zat gizi atau nutrisi yang lebih sempurna, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, maupun air. Berpuasa justru tidak menye-babkan pelakunya mengalami defisiensi atau kekurangan gizi karena nutrisi yang masuk lewat makanan dan minuman tetap diterima tubuh saat berpuasa. Hanya frekuensi kegiatan makan dan minum berkurang yakni jadwal makan dan minum ber-pindah, mulai magrib hingga imsak dan mulai imsak hingga magrib.
Bila kondisi fisik memung-kinkan atau setelah konsultasi dengan dokter, penderita penyakit seperti hipertensi, jantung, lever, ginjal, rematik, obesitas, flu, batuk dan lain-lain, diperbolehkan berpuasa.Puasa tidak memberi pengaruh negatif selama pen-derita mengikuti petunjuk yang diberikan, misalkan penderita diabtes (gula) boleh berpuasa terutama yang terkontrol dengan diet.
Bagi lansia, berpuasa mem-berikan banyak manfaat. Di anta-ranya dapat menurunkan kadar kolesterol, trigliserida dan asam urat. Selain itu puasa dapat juga menurunkan radikal bebas dan meningkatkan kadar antioksidan.
Puasa itu sama dengan sekresi kalori. Dengan mengurangi kalori, metabolisme tubuh juga ber-kurang, dengan berkurangnya metabolisme tubuh akan mengu-rangi radikal bebas dan mening-katkan antioksidan. Dari sudut pandang kesehatan, puasa meru-pakan wahana untuk memu-dahkan tubuh, dengan berpuasa manusia akan tetap muda dan lebih sehat karena puasa meng-hambat munculnya berbagai penyakit.
Bagaimana dengan penderita maag..? Dalam istilah medis kata maag berarti lambung. Gejala penyakit maag umumnya adalah perasaan tidak nyaman di daerah perut bagian atas atau lebih tepatnya di daerah ulu hati.
Gejala lain bisa juga berupa mual, muntah, kembung, sen-dawa, rasa panas seperti terbakar, dan mulut terasa pahit. Gejala maag dapat datang tiba-tiba atau tetap dirasakan namun tidak berlangsung lama.Tapi secara umum penderita maag boleh berpuasa. Dengan puasa, pola makan lebih teratur dan mengu-rangi cemilan yang mengganggu pencernaan. Saat berpuasa, bagi yang suka makanan berlemak akan mengurangi makanan yang berlemak. Bagi yang merokok tidak akan merokok dan stres juga berkurang saat puasa.
Waktu Pemakaian Obat
Bagi seseorang yang men-derita sakit yang tidak terlalu parah tapi harus rutin meminum obat tertentu agar tetap bisa berpuasa maka hambatan yang perlu dipecahkan adalah waktu pema-kaian obat.Waktu leluasa meng-gunakan obat yang semula 24 jam berubah menjadi hanya sekitar 10,5 jam (dari saat berbuka hingga waktu subuh).
Pada hari-hari biasa, sean-dainya dokter memberikan obat yang pemakaiannya tiga kali sehari, tentulah tiap 8 jam obat mesti digunakan agar bermanfaat. Jika selama puasa obat ditelan 3 kali setelah waktu berbuka puasa hingga Subuh, pada obat-obat tertentu dapat dipastikan khasiat tak akan muncul seperti yang diharapkan.
Bila obat adalah antibiotik yang penggunaannya tiga kali sehari dimana kadar minimal obat dalam darah harus senantiasa terjaga dengan pemakaian 8 jam sekali, tentulah terjadi ketim-pangan kadar obat dalam tubuh. Malam hari kadar obat berlebih dari seharusnya, siang hari kurang dari kadar seharusnya. Tentulah obat tak efektif memberantas kuman penyebab penyakit.
Situasi dilematik ini mesti dipecahkan agar memperoleh manfaat ibadah tetapi badan kian sehat.Apalagi kalau anda memi-liki penyakit khusus, diabetes misalnya, petunjuk dokter yang jelas perlu diperoleh agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diha-rapkan. Biasanya dokter tidak menganjurkan penggunaan obat diabetes menjelang waktu subuh setelah makan sahur (mencegah terjadinya hipoglikemia).
Ada baiknya bila ke dokter tanyakan apakah cara pemakaian obat yang diberikan cocok bagi orang berpuasa. Dan kalau mendapat obat yang pema-kaiannya empat kali sehari atau tiga kali sehari, tanyakan kepada dokter apakah ada alternatif obat sejenis yang pemakaiannya 1 atau dua kali sehari sebagai peng-ganti..?
Di bawah ini adalah panduan umum penggunaan obat kala puasa. Kecuali untuk beberapa jenis penyakit khusus (misalnya diabetes) dan penyakit lainnya yang perlu dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter, panduan penggunaan obat kala puasa di bawah ini dapat dimanfaatkan.
Bila aturan pakainya 2 kali sehari setelah makan : maka telanlah obat setelah makan berbuka puasa dan setelah makan sahur. Bila aturan pakainya 3 kali sehari setelah makan : maka telanlah obat setelah makan berbuka puasa, sebelum tidur (setelah menyantapsedikit makanan) dan setelah makan sahur.
Bila aturan pakainya 2 kali sehari sebelum makan, maka telanlah obat setelah minum berbuka puasa.Setengah jam sesudahnya barulah menikmati makanan berat. Penggunaan obat berikutnya minimal setengah jam sebelum makan sahur.
Bila aturan pakainya 3 kali sehari sebelum makan, maka telanlah obat setelah minum berbuka puasa, setengah jam sesudahnya barulah menikmati makanan berat. Penggunaan ke dua saat hendak tidur, tapi perut jangan diisi makanan setengah jam sebelumnya. Penggunaan obat ke tiga minimal setengah jam sebelum makan sahur.
Bila aturan pakainya 1 kali sehari sebelum makan, maka Anda bebas memilih setelah minum pembuka puasa (setengah jam sebelum makan berat) atau setengah jam sebelum sahur. Yang penting pilihan waktu tersebut konsisten atau tidak berubah-ubah, dan jangan telan obat di saat lambung penuh.
Bila perintah pemakaian 1 kali sehari setelah makan, maka Anda bebas memilih setelah berbuka puasa atau saat sahur. Yang penting pilihan waktu tersebut harus konsisten. Khusus untuk antikolesterol senyawa statin, ditelan sebelum tidur malam.
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam