Selamat datang di Berita Lampung Online

Buku Sekarang Kita Makin Percaya Diri Agus Harimurti Yudhoyono

Wednesday, August 18, 20100 komentar

Buku Sekarang Kita Makin Percaya Diri Agus Harimurti Yudhoyono ; Buku berjudul "Sekarang Kita Makin Percaya Diri" ini berisikan wawancara khusus Agus dengan media Jurnal Nasional. Di cover buku tergambar ilustrasi wajah Agus, terdapat pula logo Jurnal Nasional di sudut kanan bawah. Isi buku dijelaskan, wawancara dilakukan 24 Juli 2010, di Puri Cikeas, Bogor. Adapun pewawancaranya adalah Budi Winarno dan Koesworo Setiawan, yang merupakan wartawan Jurnal Nasional.

Buku ini merupakan salah satu isi dalam paket souvenir yang dibagikan kepada seluruh undangan yang menghadiri upacara kenegaraan pada Peringatan Detik-Detik Menjelang Proklamasi, 17 Agustus 2010, Dalam paket ini juga terdapat buku, antara lain "Data Strategis BPS" dan "Acara Kesenian dan Pemeran Suara". Dalam tas paket juga terdapat logo Badan Pusat Statistik dan tulisan "Data Mencerdaskan Bangsa".

Ada satu kutipan menarik dalam buku setebal 18 halaman tersebut. Kepada harian berplat merah tersebut, Agus, yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di John F. Kennedy School of Government, Harvard University, AS, mengatakan, dirinya beruntung tidak dilahirkan sebagai anak Presiden.

"Saya ikuti karier bapak dari bawah. Dan itu indah," ujar Agus. Agus juga menuturkan salah satu momen yang paling diingatkan, yaitu, sebelum SBY terpilih sebagai Presiden. Saat itu, katanya, SBY sempat berpesan kepada keluarga untuk menyiapkan dua mental. "Satu, mental jika Bapak berhasil. Berarti akan terjadi perubahan kehidupan dalam keluarga. Kedua, siapkan juga mental jika gagal. Itu konsekuensinya juga banyak, bagaimana menerima realitas dan hubungan sosial dengan teman-teman," katanya.

Selebihnya, dalam buku tersebut, Agus Harimurti Yudhoyono terlihat fasih bicara soal banyak hal, mulai dari demokrasi di Indonesia, perubahan iklim, pertumbuhan ekonomi, anggaran pendidikan yang terus meningkat, fenomena kebangkitan China, dan situasi keamanan dunia, khususnya terkait terorisme. "Saya menyebut aksi terorisme ini ibarat ayam dan telur. Apakah terorisme merupakan reaksi terhadap perang yang dilancarkan oleh si kuat, atau sebaliknya perang sebagai balasan dari aksi terorisme yang dilancarkan si lemah. Sangat menarik untuk diobservasi bersama, bagaimana Amerika dan Barat harus meredefinisikan postur mereka, sejauh mana mereka harus intervensi sebuah kawasan," kata Agus.

Dikatakannya, harus disadari, ketika Soviet tumbang, rezim bipolar pun ikut tumbang, dan AS menjadi negara adikuasa satu-satunya. "Tapi sekarang dengan bangkitkan sejumlah kekuatan baru, seperti Uni Eropa dan BRIC (Brasil, Rusia, India, China), maka dunia telah berubah menjadi multipolar. Dengan demikian, menjadi tidak relevan jika dalam menyelesaikan permasalahan keamanan dunia dilakukan melalui pendekatan unilateralisme, kekuatan-kekuatan baru tersebut harus masuk ke dalam equation," kata Agus.

Agus juga sempat menyinggung soal TNI dan politik. "Di alam reformasi dan demokrasi, saya melihat semakin kecil kemungkinannya TNI kembali berpolitik. Karena, bangsa kita semakin transparan dan akuntabel," katanya
Share this article :

Post a Comment

Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam

 
Copyright © 2011. Berita Lampung - All Rights Reserved
Template Created by Pakar Lampung Proudly powered by Blogger