Berita Lampung Peta Zona Gempa Indonesia Tahun 2010 : Potensi gempa di Indonesia meningkat dua kali lipat dari sebelumnya. Seperti di Aceh dulu hanya 0,2 menjadi 0,33 goyangan. Di Medan masih sama, yakni 0,15 goyangan. Di Padang naik 0,25 menjadi 0,32 goyangan.
"Di Jakarta dulu 0,15 sekarang 0,2. Ada kenaikan sekitar 30 persen," ujar Ketua Tim Revisi Gempa Indonesia 2010 Masyhur Irsyam dalam presentasi peta bahaya gempa Indonesia terbaru 2010 di Bina Graha, Jakarta, Jumat (16/7). "Perlu studi baru untuk mengurangi potensi bahaya gempa yang lebih besar karena mengingat peristiwa Aceh memiliki kekuatan gempa lebih besar dari yang diperhitungkan semula," imbuhnya.
Data tersebut didasarkan data sumber gempa, geometrik, alur dari perambatan yang kemudian di karakteristikan. Lantas didapatkan peta gempa terbaru. Peta terbaru itu direncanakan akan dikeluarkan pada Agustus mendatang.
Pengeluaran peta tersebut karena Indoensia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi terjadinya gempa bumi. Karenanya, kita memerlukan persiapan dan penanganan bila kejadian alam itu terjadi.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmato menyatakan, Indonesia telah memiliki peta bahaya gempa baru dengan menggunakan pendekatan probabilitas di batuan dasar. "Hasil peta ini akan diakomodasi dalam revisi SNI 03-1726-2002," ujar Djoko.
Peta tersebut ditujukan untuk memperkirakan besarnya beban gempa guna perencanaan infrastruktur tahan gempa. Setelah menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI), Djoko berhaap semua infrastruktur yang akan dibangun mengacu pada peta tersebut sehingga mampu menahan gaya gempa yang mungkin terjadi.
Dengan begitu, infrastruktur akan lebih aman dan korban jiwa serta materil dapat diminimalisasi. Selain itu, peta tersebut dapat memberi pendidikan kepada masyarakat guna memahami gaya gempa yang dihadapi.
Djoko sangat menyambut kehadiran peta tersebut. Ini akan membantu menyiapkan ketahanan bangunan terhadap gempa di masa yang akan datang. Selain itu, kehadiran peta tersebut dapat membantu dalam pembangunan infrastruktur air seperti bendungan dan waduk.
Indonesia pada 2002 telah memiliki standar bangunan dan infrastruktur tahan gempa disebut SNI 03-1726-2002. Standar perencanaan umumnya selalu diperbarui guna mengakomodasi perkembangan iptek dan data-data kejadian gempa terbaru. Dengan adanya kejadian gempa besar seperti Aceh tahun 2004 maka sudah selayaknya peta gempa yang ada perlu direvisi.
Revisi ini juga merupakan respons terhadap rekomendasi berbagai rapat teknis pemangku kepentingan termasuk Round Table Discussion (RTD) International Conference on Earthquake Engineering and Disaster Mitigation April 2008 (ICEEDM08) yang sejalan dengan Rencana Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana (RAN-PRB). Peta baru ini memperbaiki beberapa hal dari peta gempa yang lama yang digunakan dalam SNI 2002 karena menggunakan prosedur baru dalam membuat analisis probabilitas bahaya seismik yang digunakan oleh United States Geological Survey (USGS).
Peta analisis probabilitas bahaya seismik merupakan peta tentang nilai percepatan tanah maksimum di batuan dasar sebagai potensi bahaya getaran gempa pada suatu wilayah oleh sumber-sumber gempa di sekitarnya. Dengan menghitung potensi percepatan tanah di batuan dasar, peta ini diharapkan bisa bermanfaat untuk keperluan perancangan bangunan tahan gempa, jembatan, dan perencanaan wilayah.
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam