Berita Lampung Pasar Lampung Dibanjiri Bawang Asal Myanmar dan Vietnam : Tingginya harga bawang lokal di Bandar Lampung membuat bawang impor asal Myanmar dan Vietnam membanjiri pasar tradisional di Bandar Lampung. Penelusuran Berita Lampung Bawang impor itu dijual hanya setengah dari harga bawang lokal yang mencapai Rp 28 ribu per kilogram. “Bawang luar negeri itu masuk dari Jakarta. Harganya sangat miring,” kata Zainal, pedagang bawang merah di Pasar Induk Tamin Bandar Lampung, Rabu (14/7).
Menurut para pedagang, bawang-bawang asal negeri Burma dan Vietnam itu sudah membanjiri pasar tradisional sejak dua bulan terakhir. Meski beraroma kurang sedap untuk bumbu, kata Zainal, bawang itu banyak diburu pengusaha rumah makan dan catering. “Mereka butuh banyak terutama untuk digoreng sebagai penyedap makanan,” katanya.
Dalam sehari, kata dia, sedikitnya rata-rata pedagang bisa menjual setengah ton bawang asal luar negeri itu. Meski begitu, bawang lokal masih menjadi primadona karena aromanya masih diminati dan cocok untuk campuran bumbu yang digiling. “Tetap, bawang lokal masih diminati meski harga tinggi,” katanya.
Pedangan lain, Priyanto mengatakan tingginya harga bawang merah lokal asal Brebes dikarenakan petani menjual dengan harga tinggi. Para petani, kata dia, mengaku biaya perawatan melonjak karena mahalnya harga pupuk dan obat-obatan.
“Belum lagi transportasi yang hampir andil 30 persen dari harga komoditas. Biaya pengiriman melambung karena sering terjadi kemacetan di Pelabuhan Merak. Sementara bawang asal Sumatera Barat dan sekitarnya terhambat Jalan Lintas Sumatera yang rusak parah,” katanya.
Ciri-ciri bawang asal Myanmar dan Vietnam setiap siungnya hanya satu butir dan berukuran besar. Warna bawang merah itu sedikit pudar atau tidak berwarna merah tua seperti kuit bawang lokal.
Pihak Balai Karantina Hewan dan Tumbuhan Lampung beberapa waktu lalu sempat menahan 32 ton bawang merah asal Myanmar dan Vietnam. Bawang merah yang tanpa dilengkapi dokumen itu kemudian dimusnahkan. Diduga masuknya bawang merah itu banyak melalui jalur gelap atau tanpa melalui pemeriksaan penyakit tanaman.
Sementara itu harga cabai merah juga masih bertahan tinggi. Di tingkat pedagang eceran harga masih cenderung naik. “Bisa menembus Rp 50 ribu per kilogram. Saat ini masih pada kisaran Rp 40 ribu- Rp 45 ribu per kilogram,” kata Sumiarsih, salah seorang pedangang.
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam