Berita Lampung Nenek Renta usia 70 tahun Diperkosa dan Dirampok : Biadab betul aksi perampok satu ini. Bukan cuma merampas harta benda korbannya Murani, pria tak dikenal itu juga tega memerkosa nenek kelahiran 70 tahun silam ini, lalu meninggalkannya di lokasi yang jauh dari penduduk di Desa Tanjung Kaso, Kec Tebing Syah Bandar, Sergai.
Peristiwa tak senonoh itu dialami warga Dusun XII, Desa Sei Bamban, Kec Seibamban, Sergai, ini pada Rabu (7/7) lalu, sekira pukul 15.00 wib. Namun keluarga nenek yang dikenal sebagai tukang pijat tradisional itu, tak melaporkan peristiwa aib ini ke polisi.
Informasi dihimpun team Berita Lampung dari POSMETRO MEDAN, kisah pahit si nenek tukang pijat tradisional ini berawal dari kedatangan seorang pria tak dikenal ke rumahnya. Pemuda berperawakan sedang itu datang dengan mengendarai Suzuki Smash hitam.
Orang tak dikenal (OTK) itu mengaku mau meminta bantuan Murani, agar mau ikut ke rumah orang tuanya. “Orang tua laki-laki tak dikenal itu katanya sakit, jadi dia minta supaya nenek aku mau mengusuk,” kata salah seorang cucu Murani membeberkan kasus yang menimpa neneknya.
Lanjut pria yang meminta identitasnya dirahasiakan itu, semula neneknya Murani tak mau ikut ke desa Pangkalan Budiman, Sergai, kampung si pria itu. Namun karena bujuk rayu, membuat Murani merasa iba, hingga memutuskan mau ikut untuk mengusuk orangtua pelaku.
Di perjalanan, pelaku berjanji akan memberikan apa saja kalau sang nenek bisa menyembuhkan orang tuanya yang katanya sedang sakit. Namun, setiba di Desa Tanjung Kaso, Kec Tebing Syah Bandar, Sergai, pria itu membelokkan sepedamotornya ke tempat sepi.
Tanpa berperasaan, pria itu melakukan aksi biadabnya. Nek Murani dilucuti pakaiannya. Lantaran tak bisa melakukan perlawanan, wanita kelahiran 70 tahun silam ini diperkosa dengan leluasa.
Parahnya lagi, usai diperkosa, si nenek juga dirampas. Seluruh perhiasannya, seperti cincin dan anting-anting, dirampok. Selanjutnya pelaku meninggalkan Nek Murani begitu saja di lokasi yang jauh dari pemukiman warga.
Begitu ditinggal kabur, Nek Murani melangkah dengan lunglai. Tak lama, dia bertemu dengan seorang pengendara yagn tengah melintas di jalan. Melihat sang nenek renta itu menangis dan kebingungan, si pengendara berhenti.
Rasa iba si pengendara pasca mendengar peristiwa aib yang menerpa si nenek, membuat jiwa sosialnya muncul. Pria yang merasa kasihan itu lalu mengantarkan Nek Murani ke rumahnya di Dusun XII, Desa Sei Bamban, Sergai.
Sayang, dengan alasan Nek Murani sudah tua, pihak keluarga tak membuat pengaduan ke polisi. “Kasihan bang. Nanti kalau dilapor ke polisi, capek dia dipanggil-panggil,” ujar seorang kerabat Nek Murani.
Kepala Desa (Kades) Sei Bamban, Bambang yang dihubungi POSMETRO MEDAN via seluler, membenarkan soal peristiwa aib yang menerpa seorang warganya yang renta itu. “Nenek itu memang dikenal sebagai tukang kusuk di sini,” ujar Bambang.
“Tapi keluarganya malu membuat pengaduan ke polisi. Lagian mereka enggan, kalau nenek mereka itu nantinya kecapean bolak-balik dipanggil polisi. Sebab nenek itu dipanggil nanti untuk pemeriksaan kan?” kata Bambang seraya menerangkan, Nek Murani menderita kerugian jutaan rupiah dalam aksi perampokan itu.(malik/pasta)
Cepat Kau Kusuk ‘Burungku’
MURANI, sering disapa Nek Ateng di kampungnya. Hal itu diketahui saat POSMETRO MEDAN menyambangi tempat tinggalnya. Yah, wanita 70 tahun ini memang dikenal sebagai tukang kusuk. Mungkin lantaran itu pula, dia dipaksa perampok tak dikenal itu untuk mengusuk burungnya.
Jam telah menunjukkan pukul 22.00 wib saat wartawan menapakkan kaki di rumahnya yang berdinding gedek berukuran 5x6 meter itu. Di sana terlihat ramai orang. Mereka pun menyambut ramah kedatangan POSMETRO MEDAN.
Janda yang ditinggal mati oleh suminya, Ponijan pada tahun 1985 tersebut, kembali menceritakan kronologis peristiwa naas yang menimpanya. Nek Ateng mengaku terkejut saat pelaku menghentikan sepedamotornya di tengah kebun kelapa sawit yang jauh dari pemukiman warga.
Kemudian Nek Ateng disuruh turun, lantas pelaku mencabut sebilah pisau belati yang terselip dari pinggangnya itu. Nek Ateng yang memiliki 9 anak serta 20 cucu yang mengaku telah 50 tahuan menjadi tukang kusuk itu, nyaris mati ketakutan dan bingung mau berbuat apa.
Apalagi dengan gerak cepat, pelaku merampas cicin dari jari manisnya serta anting-anting yang dibelinya dari uang jasanya mengusuk pasien. Tak hanya itu, setelah berhasil mengambil secara paksa perhiasannya, pelaku menyuruh Nek Ateng membuka celananya.
Di bawah ancaman senjata tajam Nek Ateng pun manut saja setelah celana korban dibuka sebatas lutut kemudian pelaku mengambil minyak makan yang telah dibeli dari kedai saat menuju TKP.
Korban berusaha untuk menolak namun karena diancam mau dibunuh lagi-lagi Nek Ateng mengikuti keinginan pelaku. “Cepat kau kusuk ‘Burungku’ dengan minyak makan ini biar tegang. Aku mau berhubungan sex dengan kau,” bentak pelaku.
Mendengar perkataan pelaku, Nek Ateng berusaha menolak dengan mengatakan, ‘Jangan nak, ‘barangku; sudah tak enak lagi,” ucap sang nenek.
Dengan terpaksa korban mengusuk ‘burung’ pelaku dengan minyak makan. Setelah itu—maaf—pelaku mengarap tubuh sang nenek yang telah renta itu. Kontan sang nenek merintih kesakitan saat disenggamagi pelaku.
Menurut pengakuan Nek Ateng, pelaku menembakkan spermanya ke dalam. “Nembak dalam dia,” kesal si nenek seraya mengatakan, setelah puas pelaku meninggalkannya.
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam