Berita Lampung Bursa Pencalonan Pilkada Tangerang Selatan berlangsung Ketat : bursa pencalonan walikota Tangerang Selatan (Tangsel) akan berlangsung ketat. Pasalnya, sejumlah organisasi kepemudaan (OKP) di kota yang baru berdiri ini, bergabung untuk melakukan penjaringan khusus bagi calon independen yang tidak mempunyai kendaraan politik.
Sebanyak 27 OKP di antaranya, GP Ansohr, GP Al-Wasliyah, Pelajar Islam Indonesia, Pemuda Katolik, Gerakan Angakatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Generasi Muda Budhhis dan OKP lainnya, bergabung dalam Pemuda Intergritas Tangerang Selatan (PITA Selatan).
amis lalu (8/7), bertempat di Gedung Multi Culture Society, Jalan Bintaro Raya, Sektor 9, Pondok Aren. PITA Selatan meluncurkan Jaring Aspirasi Tangerang Selatan (JATS) 2010 yang bertujuan bertujuan untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat agar memilih calon walikota dan wakil walikota tidak berdasarkan politik uang dan janji-janji manis dan juga untuk menjaring pencalonan walikota Tangsel melalui jalur independen. Seperti yang diungkapkan Dewan Penasihat PITA Selatan, Lieus Sungkharisma, "Kita menyerap aspirasi dari bawah, siapa yang pantas memimpin Kota Tangsel. Prosesnya, setiap Kecamatan akan mengirimkan satu perwakilannya, hingga nantinya akan ada 7 calon yang akan mengikuti penyaringan kita." ungkapnya.
Sementara Dukungan sejumlah elemen masyarakat kepada Hj. Airin Rachmi Diany untuk memimpin Kota Tangsel makin kuat. Dungunan itu bukan dari kalangan masyarakat awam saja, tapi juga dari sejumlah organisasi kemasyarakatan (Ormas) hingga partai politik.
Umumnya mereka melihat program Airin yang kongkret dapat memajukan Kota Tangsel dalam berbagai aspek. Mulai program sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan dan peningkatan sumberdaya manusia (SDM).
Salah satu dukungan itu datang dari Ikatan Masyarakat Pondok Aren Sejati dan Tangsel (IMPAS). Ketua IMPAS Muslihuddin SHI memberikan apresiasi terhtap program Airin. Lelaki yang juga Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Muqriyah, Kelurahan Perigi, Kecamatan Pondok Aren menilai program Airin lebih nyata.
Home
pilkada Tangerang Selatan
Bursa Pencalonan Pilkada Tangerang Selatan berlangsung Ketat
+ komentar + 1 komentar
Ikang Fawzi dan BIL di Botol Musik
Laporan: Ina Maharani/Anny Rahimah
Selasa, 13 Juli 2010 | 23:54 WITA
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM -- Ungkapan “the old soldier never fade away” tampaknya pantas disematkan kepada trio BIL atau kepanjangan dari Brother in Law alias “Ipar Lelaki”, yang diawaki oleh Ikang Fawzi, Ekki Soekarno dan Gilang Ramadhan. Ketiga musisi kawakan ini bakal tampil di Botol Musik CafĂ©, Jumat (23/7) mendatang.
Meski tidak lagi berusia muda layaknya anak-anak band, ketiganya sepakat untuk membentuk BIL dan ngeband kembali. Bagi tiga lelaki yang menikah dengan kakak beradik keluarga Haque (Marissa, Soraya dan Shahnaz) ini, bermusik tidak kenal batas usia. Di dalam dunia musik, hanya ada satu pakem yakni bagaimana membangun kreativitas agar musik itu bisa dinikmati orang lain. Dengan pengalaman panjang mereka bermain bermusik, reborn Ikang, Ekki dan Gilang tak bisa dipandang sebelah mata.
Secara keseluruhan, BIL sudah merampungkan pengerjaan 11 buah lagu guna mengisi album perdana mereka. Tidak hanya menyentuh persoalan cinta, namun beragam tema mereka kemas apik dalam lagu-lagu tersebut. Single “Ramayana” misalnya, bercerita soal budaya bangsa Indonesia yang sering diklaim milik bangsa lain. Single ini juga memiliki karakter kuat dengan sentuhan gamelan Jawa.
Selain itu, ada juga lagu berjudul “Budak Iblis” yang kisahnya terisnspirasi dari doa Nabi Yunus AS. Meski demikian, sebagai salam perkenalan, BIL sepakat melepas single “Marry Me” sebagai single jagoan mereka. Singel ini liriknya ditulis oleh Ikang. Sementara untuk musik, ketiganya urun rembuk. Ekki bertanggung jawab sebagai arranger dan music director.
Diawali dengan petikan gitar, Ikang langsung membuka single ini dengan suara rocknya yang khas. Ini mengingatkan kita pada karakter vokal Ikang bertahun-tahun silam saat melantunkan lagu-lagu romantis. “Marry Me” sendiri berkisah tentang harapan seorang lelaki yang terpanah asmara. Rasa kasmaran itulah kemudian yang mendorong sang Romeo untuk mengungkapkan kalimat “would you please marry me” kepada wanita pujaannya. Single ini tak lain merupakan ungkapan cinta Ikang kepada istrinya, Marissa Haque. Secara jujur, Ikang bahkan mengungkapkan cintanya yang pertama dan terakhir hanya untuk Icha, wanita bermata indah. Adakah wanita yang mampu menolak permintaan dari Ikang seperti itu?
Ekki, Ikang dan Gilang, adalah tiga nama yang tak asing lagi di telinga pencinta musik Indonesia. Ikang adalah penyanyi rock dengan album dan single-single populer di paruh tahun 80-an . Sebut saja nomor Ikang di antaranya adalah “Preman”, “Tanpamu”, “Salam Terakhir, Catatan si Boy”. Sementara Ekki, dikenal sebagai drummer rock terbaik tahun 1986. Salah satu karyanya bersama Pasific Harmony yang sempat meraih “Grand Prix International Pop Music Festival” di Turki dan Transylvania di tahun 1989 adalah “Where Do We Go From Here”.
Terakhir Gilang, merupakan salah satu penambuh drum dan pemain perkusi terbaik di Tanah Air yang juga diakui sebagai World Class Drummer di dunia Internasional karna inovasinya mentransfer ritem-ritem tradisi Indonesia yang sangat kaya ke dalam permainan drumnya. Lewat BIL, Ikang ambil posisi sebagi vokalis, Ekki pada gitar, bass dan keyboard, serta Gilang pada drum dan perkusi.Jadi, tunggu apa lagi, saksikan aksi panggung Ikang Fawzi cs di Botol Musik.(*)
Sumber: http://www.tribun-timur.com/read/artikel/117424/Ikang-Fawzy-dan-BIL-di-Botol-Musik
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam