Analisa Dampak Pilkada Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ; Tingginya biaya pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada tahun ini mampu menjadi stimulasi pembangunan daerah, sehingga mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional. Bank Indonesia memprediksikan Pilkada sepanjang tahun ini akan menelan biaya sekitar Rp4,2 triliun yang digunakan untuk penyelenggaraan dan dana kampanye dari calon kepala daerah.
Kepala Biro Humas Direktorat Perencanaan Strategis dan Humas Bank Indonesia (BI) Difi A. Johansyah mengatakan perhitungan dana sebesar Rp4,2 triliun itu berdasarkan asumsi BI terhadap daerah yang telah melakukan pesta demokrasi daerah.
"Untuk tahun ini ada 244 pilkada yang akan berlangsung, kami memperkirakan belanja untuk Pilkada bisa mencapai Rp4,2 triliun," ujarnya dalam forum Bank Indonesia Bincang-Bincang Media, siang ini.
Dia menjelaskan dari 244 Pilkada yang akan berlangsung pada tahun ini, sebanyak 232 Pilkada dananya telah dikucurkan pada kuartal II dan memiliki kontribusi yang cukup besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
Biaya Pilkada itu, sambungnya, mendorong peningkatan konsumsi masyarakat di daerah, sehingga menopang pertumbuhan ekonomi. Bank sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II pada tahun ini akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuartal I sebesar 5,7%.
Selain didukung peningkatan konsumsi rumah tangga dan pelaksanaan Pilkada, pertumbuhan ekonomi daerah juga ditopang oleh konsumsi Pemda yang meningkat jika dibandinglkan dengan tahun sebelumnya terutama di Jakarta dan darah Jawa Bali serta Nusa Tenggara (Jabalnusra).
Namun, menurut Difi, kenaikan pertumbuhan di daerah mendorong peningkatan tekanan inflasi yang dipicu dari kenaikan harga sejumlah barang kebutuhan masyarakat, sehingga perkiraan inflasi daerah pada triwulan II akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuartal I sebesar 3,4%.
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam