Berita Lampung Poligraf, Alat Deteksi Kebohongan di Gunakan Polisi : Penyidik Polres Deliserdang mengaku kesulitan mengungkap kasus bom molotov di Desa Sena, Batang Kuis, Deliserdang, Pebruari lalu. Dibantu Poldasu, Kamis (10/6) penyelidikan perkara yang menewaskan putri Ketua PAC Pemuda Pancasila, Batang Kuis itu, dibantu alat canggih berupa pendeteksi kebohongan.
Data dihimpun POSMETRO MEDAN, Tim penyidik Polres Deliserdang terpaksa mengakui kesulitannya mengungkap kasus itu. Bantuan dari Dit Reskrim Poldasu pun diterjunkan, guna mengendus pelaku teror bom rumah Ketua PAC PP Batang Kuis, Anto Lombu itu.
Mengetahui upaya polisi ini, harapan keluarga Anto Lombu agar kasus yang menewaskan Salsabila Angguningtias (10) alias Dedek itu, bisa diungkap sampai tuntas. Sebab sejak dilaporkan, hari-hari yang dilalui keluarga Anto Lombu pasca teror maut itu, sejauh ini hanya harapan kosong.
Bagaimana tidak? Selama ini, sama sekali tak ada laporan menggembirakan dari proses penyelidikan yang digelar Polres Deliserdang. Berbagai upaya yang dilakukan, tak kunjung menemukan titik terang siapa pelakunya.
Informasi dari kapolisian, juruperiksa telah mendudukkan puluhan orang untuk dimintai keterangannya pasca teror maut itu. Eko, satu di antaranya. Adik kandung Kepala Desa Sena, Batang Kuis ini telah diperiksa, bahkan dikonfrontir dengan saksi-saksi lainnya.
Namun upaya itu tak kunjung berbuah hasil. Jangankan menetapkan seseorang menjadi tersangka, sampai kemarin polisi belum juga dapat mendapatkan bukti petunjuk.
Seorang penyidik dari Dit Reskrim Poldasu yang ditanya mengatakan, bukti petunjuk itulah yang nantinya digunakan untuk mencari siapa pelempar bom molotof ke rumah Ketua PAC PP Batang Kuis itu.
Beredar khabar, akibat kasus itu tak juga menemukan titik terang, telah menyebabkan seluruh anggota organisasi kepemudaan dari daerah itu, berang. Namun emosi yang sempat tersulut itu, mereda ketika tim penyidik gabungan, kembali memanggil saksi-saksi.
Upaya kali ini, terbilang unik. Saat meminta keterangan, termasuk mengkonfrontir pengakuan para saksi itu, dilakukan beda dibanding proses-proses sebelumnya. Kali ini, petugas memakai bantuan alat pendeteksi kebohongan (lie detector).
Pendeteksi kebohongan yang digunakan ini, berupakan produksi terbaru dan tercanggih dari lie detector yang pernah dipakai pada beberapa proses introgasi sebelumnya di Mabes Polri.
Alat dengan produksi terbaru ini, sengaja dihadirkan dengan harapan bisa mengarahkan siapa pelaku teror maut 4 bulan silam itu. Sebab berdasarkan penciptanya, alat ini lebih dijamin keakuratannya.
Alat dengan nama Handy Truster Emotion Reader dipercaya sebagai Fungsi Pencitraan Resonansi Magnetik (FMRI). Alatnya dapat dihubungkan ke saluran handphone, termasuk telepon biasa.
Saat digunakan, Handy Truster akan memperlihatkan warna nada saat seseorang berbicara. Warna yang dikeluarkan alat itu, diyakini sebagai indikasi apakah seseorang itu, bimbang, ragu atau pun bohong.
Handy Truster bahkan dipercaya bisa mendeteksi kebohongan dengan adanya perubahan tekanan pada tingkat nada frekuensi rendah. Dengan alat itu, para saksi sebelumnya, diperiksa ulang dari pagi hingga sore hari.
Pemeriksaan ulang itu, kemarin digelar di ruang kerja Kasat Reskrim Polres Deliserdang. Tapi polisi belum mau terbuka soal hasil kerja alat canggih itu. Kasat Reskrim Polres Deliserdang, AKP Sugeng Riyadi SiK yang ditanyai mengaku belum bisa memberi komentar. Alasannya, proses itu seluruhnya dipimpin tim penyidik Dit Reskrim Poldasu.
Terpisah, Eko yang ditemui usai diperiksa ulang pakai alat pendeteksi kebohongan itu, mengaku tak keberatan. Dia bahkan mendukung upaya polisi tersebut, agar dia dapat membuktikan diri tak terlibat dalam teror maut itu.
Eko juga mengaku, dengan adanya alat itu, dia berharap banyak agar pelaku teror maut di rumah Anto Lombu pada Pebruari lalu, segera bisa diungkap. “Supaya tak ada lagi muncul praduga pada saya dan rekan-rekan. Selama ini, kami selalu dicurigai tapi tanpa bisa dibuktikan,” akhirnya singkat
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam