Berita Lampung Prediksi Pilkada Gresik Pasangan Husnul Khuluq-Musyaffa' Noer Unggul ; Pasangan calon bupati-wabup Gresik Husnul Khuluq-Musyaffa' Noer (Humas) diprediksi pengamat politik unggul dibandingkan lima cabup lainnya dalam pemilihan yang digelar Rabu (26/5) besok. Rektor Universitas Gresik (Ungres) Prof Sukiyat mengatakan, cabup yang berangkat dari partai berbasis NU unggul satu langkah karena mayoritas masyarakat Gresik adalah nahdliyin.
’’Pasangan Husnul Khuluq-Musyaffa' Noer di atas kertas sudah dapat dikatakan unggul, sebab mereka berangkat dari tiga partai besar NU, yaitu PKB, PKNU, dan PPP. Bisa jadi kemenangan cukup satu putaran,’’ kata Sukiyat dihubungi Selasa (25/5).
Nilai tambah lainnya, kata dia, Husnul Khuluq saat ini Ketua PCNU Gresik sehingga diprediksi bisa menyedot suara nahdliyin yang jumlahnya lebih dari separo penduduk kabupaten.
Melihat perolehan suara pileg 2009 di Gresik, PKB unggul dengan mendapatkan 100.670 suara, PKNU mengantongi 56.309 suara, PPP memperoleh 31.734 suara. Ditambah Gerindra yang mendukung belakangan punya 17.523 suara. Karena itu, modal Humas 206.284 suara atau sekitar 23,74 persen dari daftar pemilih tetap (DPT) Pilbup Gresik 2010 yang jumlahnya mencapai 868.783 pemilih.
Apalagi Husnul Khuluq merupakan calon bupati yang telah dikader dan dipersiapkan jauh sebelumnya oleh Bupati Gresik Robbach Ma'sum (bupati dua periode di Gresik). Mengikuti tren Pilbup Kediri, Lamongan, dan Ngawi, cabup yang dipersiapkan bupati berpeluang besar terpilih dan bisa mengalah cabup incumbent. Di Gresik, Sastro Soewito yang menjabat Wabup maju sebagai cabup.
Untuk pasangan cabup-cawabup dari Golkar dan PKPI, Prof. Sukiyat menilai, keputusan Sambari Halim Radianto menggandeng Moh. Qosim sangat tepat, sebab Qosim adalah mantan wakil ketua tanfidziyah PCNU Gresik sehingga dapat menarik suara nahdliyin.
Jika tidak, pasangan nomor urut tiga ini akan susah sebab suara Golkar dan PKPI kecil. Pada pileg 2009, Golkar mendapatkan 66.803 suara, PKPI memperoleh 5.402 suara. Dari kekuatan partai, SQ hanya memiliki modal 72.205 suara, atau 8,31 persen dari DPT. Di parlemen Golkar dan PKPI memiliki kekuatan delapan kursi.
Sukiyat menilai cabup Bambang Suhartono dari PDIP hanya unggul di basis asal Bambang saja. "Tidak mungkin mau orang pakai sandal jepit (nahdliyin) mau dipimpin orang merah (PDIP)," katanya. Tapi, dia menilai Bambang Suhartono cukup cerdik dengan menggandeng Abdullah Qonik dari NU.
Jika dilihat dari gabungan partai yang memberangkatkan Bani (Bambang Suhartono-Abdullah Qonik), PDIP, Hanura, dan Partai Buruh, Bani memiliki modal 93.110 suara atau 10,72 dari DPT saat ini.
Dalam pileg lalu, PDIP memperoleh suara 65.482 suara, Hanura mengantongi 20.764 suara, dan Partai Buruh 6.684 suara. Dalam parlemen, partai yang mengusung Bani memiliki kekuatan sepuluh kursi. Tapi sayang, masih ada konflik antara Hanura dengan Bani. Mereka menarik dukungannya, dan justru mengalihkan ke pasangan nomor urut empat Mohammad Nashihan dan Syamsul Ma'arif (MA).
pasangan MA juga memiliki modal suara yang cukup besar, sebab mereka berangkat dari 16 partai, meskipun hanya PAN yang memiliki kursi di parleman, yaitu empat kursi, sedangkan 15 partai lainnya adalah nonparlemen. Parati non parlemen yang memberangkatkan MA adalah PKS, PKPB, PPPI, Partai Kedaulatan, PPD, PDP, PKP, PMB, PRN, Partai Pelopor, PDS, PNBKI, PBR, Partai Patriot, PPNUI.
Jika digabungkan, total perolehan suara ke16 partai tersebut pada pileg lalu dan tentunya sekarang menjadi modal awal MA mencapai 89.367 suara, atau 10.29 persen dari DPT.
Sukiyat memprediksi, tiga pasangan inilah yang nanti akan bertarung.
Sementara, cabup-cawabup nomor urut enam Sastro Soewito-Samwil (SBY, Sastro-Samwil Bersatu Yes) yang punya basis di Wringinanom dan Bawean ini berangkat dari Demokrat dan partai nonparlemen PPRN. Dalam pileg lalu, Demokrat medapatkan 76.430 suara, sedangkan PPRN memperoleh 5.447 suara. Jadi total suara yang bisa menjadi modal mereka adalah 81.877 suara atau 9,42 persen dari DPT. Di parlemen Demokrat memiliki delapan kursi.
Pasangan independen Mujitabah-Suwarno, meskipun mereka tidak memiliki kekuatan partai, tapi mereka juga memiliki modal 37.316 suara, atau 4,3 persen dari DPT. Angka ini merupakan pendukung Mujitabah-Suwarno yang lolos diverifikasi KPU Gresik sebagai syarat dukungan calon independen. "Tapi sejumlah penghalang bagi pasangan Mujitabah-Suwarno. Mujitabah memiliki empat istri,” kata Sukiyat. Sebab, di Gresik poligami sendiri masih banyak yang tidak setuju.
Pemilih Pragmatis dan Apatis
Sementara itu, sebagian masyarakat Gresik pragmatis dan apatis dengan perhelatan Pilbup 2010 ini, mereka hanya bersedia masuk ke bilik suara untuk mencontreng cabup-cawabup dengan catatan dalam pelaksanaan Pilbup 26 Mei mendatang mereka mendapatkan duit dari pasangan calon. Jika tidak, mereka lebih memilih bekerja alias golput.
"Siapa pun yang akan menjadi bupati nanti bagi kami sama saja, yang enak tetap PNS (pegawai negeri sipil), pengusaha, dan guru-guru, bayaran mereka naik tiap tahunnya. Sedangkan saya dan masyarakat lainnya yang sama seperti saya (sederajat), akan tetap seperti ini saja, melarat," kata Dendi, salah satu pemilik warung di Desa Singodadu Kec. Kebomas Kab. Gresik.
Dendi menilai Pilbup hanyalah ajang perebutan kekuasaan dan janji-janji manis belaka, sebab kinerja para pemimpin tidak sesuai dengan janji-janji mereka pada saat menjadi calon. "Buktinya, saya dan pemilik warung lainnya masih hidup pas-pasan dan tidak pernah mendapatkan apa-apa dari kebijakan pemerintah seperti yang pernah dijanjikan saat kampanye," katanya.
Pada saat Pilbup Gresik 2005 lalu, Dendi mengaku dia dan warga sekampungnya mendapatkan uang Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu dari salah satu pasangan calon. Dikatakan Dendi, waktu itu yang membagikan adalah para tim sukses dan unsur kepemudaan atau karangtaruna setempat, dan untuk Pilbup tahun ini, dia bersama warga sekampungnya mengaku menunggu "bom-boman' dari pasangan calon.
Sedangkan, sebagian besar pemilih di Bawean apatis terhadap semaraknya Pilbup Gresik. Mereka kecewa dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya, visi misi yang dijanjikan cabup-cawabup saat kampanye dulu hanya manis di bibir saja, realisasinya tidak ada, buktinya infrastruktur Bawean jauh tertinggal dengan daerah lain di Gresik.
Tikam (55), tokoh masyarakat Pulau Gili, pulau kecil di sebelah barat pulau Bawean membenarkan saat ini hampir semua warga Desa Sidoedogbatu, Kec. Sangkapura, desa di Pulau Gili acuh dengan semaraknya Pilbup Gresik. “Pasti hampir semua warga Sidogedongbatu yang mempunyai hak pilih, berjumlah sekitar 700 orang tidak mengetahui siapa saja pasangan-pasangan yang akan maju ke menjadi peserta Pilbup Gresik,” ungkap Tikam.
Sebagian warga Pulau Bawean malas disibukan dengan Pilbup . Bagi mereka, siapapun pasangan calon yang akan terpilih menjadi bupati dan wakil bupati nanti akan sama saja. Sebab, kondisi Pulau Bawean akan tetap sama seperti sebelum-sebelumnya.
Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Gresik sekitar 90 persen warga Bawean usia produktif bekerja menjadi TKI di Malaysia dan Singapura. Suara mereka terancam golput. sep
Home
pilkada Gresik
Prediksi Pilkada Gresik Pasangan Husnul Khuluq-Musyaffa' Noer Unggul
+ komentar + 1 komentar
sharing khamamah
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam