Berita Lampung Pasar Saham Indonesia Tembus Rp2.400 Triliun : Nilai kapitalisasi pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga awal Mei 2010 telah menembus angka Rp2.423 triliun atau naik 20% dari posisi akhir tahun 2009 sebesar Rp2.019 triliun. Angka ini mendekati nilai kapitalisasi pasar yang ditargetkan BEI untuk semester I 2010 yang sebesar Rp2.500 triliun.
"Sebelumnya BEI mematok target kapitalisasi pasar hingga akhir tahun 2010 sebesar Rp2.500 triliun. Namun, melihat perkembangan pasar yang cukup bergairah, BEI sempat menyatakan target kapitalisasi Rp2.500 triliun dapat dicapai pada akhir semester I 2010. Sementara hingga akhir tahun 2010, otoritas bursa menargetkan mampu menembus Rp2.750 triliun dan Rp3.000 triliun pada 2012.
Menurut Direktur Pengembangan Usaha BEI Friderica Widyasari, pencapaian ini merupakan suatu yang menggembirakan. Meski demikian, kata dia, pihak otoritas bursa belum akan merevisi target kapitalisasi pasar di BEI, meski tidak menutup kemungkinan revisi tersebut akan dilakukan hingga berakhirnya paruh pertama tahun ini.
"Untuk revisi saat ini belum waktunya, karena belum genap satu semester," kata dia Jakarta, Senin (3/5).
Menangapi hal tersebut, Vice President Research and Analyst PT Valbury Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan, pencapaian kapitalisasi pasar hingga level di atas Rp 2400 triliun merupakan hal yang wajar. Pasalnya, pertumbuhan kapitalisasi saham di BEI selama empat bulan pertama tahun ini tak lepas kondisi pasar yang terus membaik. Penyebabnya adalah kondisi fundamental ekonomi yang masih kuat. Hal ini direpresentasikan dengan langkah pemerintah yang merevisi pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini dari 5,8% menjadi 6% pada revisi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2010.
"Selain itu, yield-nya juga cukup menarik dan fundamental pasar modal juga kuat, sehingga ini mendorong kapitalisasi pasar untuk terus naik," kata dia.
Sementara untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Nico memprediksi dalam waktu dekat indeks akan terus mengalami penguatan. "IHSG akan tembus di kisaran 3.000 hingga 3.150," ujarnya.
Dia menambahkan, indeks saham yang tinggi saat ini yang mencapai kisaran 2.900 berdampak terhadap pergerakan saham bluechip dan saham lapis kedua serta ketiga. Price earning ratio (PER) saham-saham bluechip, ia nilai, relatif mahal. Saham lapis kedua dan ketiga juga mulai dilirik investor.
"Setelah indeks naik cukup tinggi, saham lapis kedua dan ketiga terlihat mengalami kenaikan di luar kewajaran karena spekulasi dan tidak memperhatikan fundamental," kata Nico.
Namun, Omer menduga capaian kapitalisasi ini merupakan nilai tertinggi dalam tahun 2010. Hal itu lantaran, adanya beberapa negara yang mulai memperketat likuiditasnya seperti di China yang telah menaikan reserve requirementnya berada pada posisi 16% untuk bank besar dan 1% untuk bank skala kecil.
"Kebijakan ini dinilai akan mengurang likuiditas yang keluar dari China," ujarnya.
Di samping itu, lanjut dia, terdapat juga adanya indikasi gejolak ekonomi global yang bakal terjadi di semester II 2010. Hal tesebut, menurut dia, dipicu adanya kemungkinan krisis sistemik utang publik yang tidak terbayar. "Krisis di Eropa akan berlanjut ke Inggris, Jepang dan Amerika Serikat," kata Nico.
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam