Berita Lampung Kampanye putaran terakhir di Sleman dan Gunungkidul makin memanas : Di Gunungkidul kericuhan terjadi ketika aksi unjuk rasa oleh Gunungkidul Corruption Watch (GCW) menuntut pemberantasan tindak korupsi di Pemkab Gunungkidul diserang belasan orang yang mengaku pendukung Cabup-Cawabup Suharto-Arif Gunadi, Selasa (18/5) pagi. Sedangkan di Sleman ketegangan terjadi antara pendukung pasangan Sri Purnomo-Yuni Satya Rahayu dan pendukung Hafids Asrom- Sri Muslimatun.
Seperti Di Kutib Berita lampung dari harian Jogja Penyerangan ke peserta aksi dilakukan massa yang mengenakan seragam hitam-hitam serta sejumlah orang beratribut Satgas Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Selain itu, massa penyerang juga mengintimidasi wartawan Arif Hidayat dari SCTV, Erwin Hidayat (Metro TV) dan Lukas Didit (MNC).
Kamera saya berusaha dirampas. Lensa kamera juga ditutup,” kata Arif yang juga dialami Lukas Didit dan Erwin Hidayat di lokasi penyerangan di kawasan bunderan BRI Wonosari.
Dalam waktu cepat, massa yang datang mengendarai mobil dua jeep terbuka warna hitam menghadang demonstran yang dikawal polisi. Para penyerang merebut megaphone, spanduk dan bendera dari tangan demonstran. “Kejadiannya sangat cepat sulit mengenali ciri pelakukanya. Tahu-tahu masuk barisan dan beringas memukul wajah saya dengan tangan kosong,” kata Yanto, salah seorang peserta aksi demo korupsi dari GCW.
Koordinator GCW Lapor Ke Polres
Dadang Iskandar Koordinator GCW akhirnya melaporkan penyerangan tersebut ke Mapolres Gunungkidul. “Kami sudah mengantongi izin resmi jauh hari dari kepolisian. Kami berharap agar penyerangan, perusakan dan perampasan hingga mengarah penganiayaan ini segera diproses hukum,” kata Dadang didampingi beberapa aktivis GCW.
Ia menegaskan kedatangannya ke Polres Gunungkidul untuk melaporkan Muhammad Nur Aziz, satgas dan wakil sekretaris DPC PPP Gunungkidul dan kawan-kawan yang terlibat penyerangan dan pemukulan.
Kapolres Gunungkidul AKPBP Irwan Ramaini dikonfrimasi Harian Jogja mengatakan akan melakukan proses hukum atas kericuhan yang terjadi. Proses penyidikan, menurut Kapolres Gunungkidul bisa dilihat dari rekaman video maupun foto yang ada saat berada di lapangan sebagai pendukung.
Belum terima
Muhammad Darban Arif, fungsionaris PPP saat dihubungi tadi malam mengaku belum menerima kabar adanya penyerangan yang dilakukan sekelompok orang yang mengenakan atribut partainya kepada peserta aksi dari GCW.
Namun, pihaknya akan segera menelusuri siapa pelaku yang terlibat penggunaan atribut PPP. Pasalnya tindakan penyerangan aksi GCW mengenakan atribut PPP sangat merugikan dari sudut pandang partai. "Siapa oknumnya, benar tidaknya akan segera kita telusuri, saya yakin informasi sampeyan akurat maka kami akan segera menelusuri," kata Darban.
Ia menyerahkan sepenuhnya kepada petugas kepolisian Polres Gunungkidul jika ditemukan bukti kuat keterlibatan kader-kader PPP. “Apabila terbukti kuat ada kader pengurus maupun pengurus PPP, secara kepartaian akan segera melakukan pembinaan termasuk teguran sebagaimana mekanisme internal partai,” tandas dia.
Ketegangan di Sleman
Dari Sleman, kampanye hari terakhir untuk pasangan Hafid–Sri Muslimatun (HS) dan Sri Purnomo (SP)–Yuni nyaris terjadi bentrok antar pendukung kedua pasangan tersebut.
Saat itu ratusan massa PDIP yang mendukung SP sedang berkumpul di lapangan Sidomoyo, sementara massa Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) bersama rombongan Tim Kesenian yang mengusung HS juga melintas menuju lapangan Sidomoyo. Sempat terjadi kemacetan di ruas jalan tersebut karena massa pendukung masing-masing calon memenuhi badan jalan. Untung saja, massa pada saat itu tidak tersulut emosinya sehingga tak sampai terjadi bentrok fisik meski sempat menimbulkan ketegangan.
“Petugas dari linmas berhasil mengatur jalan macet tersebut sehingga bentrokan massa bisa kami hindari,” kata Ari Anggoro, Ketua GMPI Sleman, kepada Harian Jogja, Selasa (18/5).
Kampanye pasangan SP-Yuni pada hari terakhir diisi dengan kampanye akbar yang melibatkan seluruh elemen koalisi partai pendukung yang dimotori oleh PDIP, PAN dan Gerindra.
Kampanye yang digelar di halaman parkir Stadion Maguwoharjo, Depok tersebut dihadiri ribuan kader ketiga partai tersebut. PDIP diwakili oleh putri Megawati Sukarnoputri yakni Puan Maharani. Sedangkan pengurus teras PAN dan Gerindra masing-masing diwakili oleh Bima Arya dan Suharyadi.
Dalam orasinya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengajak seluruh komponen partai koalisi agar bersatu untuk memenangkan pasangan incumbent tersebut. Menurut Puan, kedatangannya dalam kampanye tersebut sekaligus menunjukkan bahwa jajaran DPP juga solid mendukung pasangan SP-Neni.
“Semua komponen yang terlibat dalam partai harus memantapkan diri untuk memenangkan SP-Neni. Saya tegaskan bahwa DPP mendukung pasangan ini dengan sepenuh hati,” ujar dia.
Sedangkan di hari terakhir masa kampanye, pasangan Zaelani-Heru Irianto Dirjaya hanya mengunjungi sejumlah pasar di wilayah Turi, Tempel dan Mlati. “Kami hanya berdialog dengan para pedagang setempat,” ungkap Ali Sahdan.
Sayangnya, menjelang berakhirnya kampanye Pilkada Sleman, banyak warga yang belum memahami program kerja masing-masing kandidat. Selain minimnya informasi, model kampanye kandidat dinilai masih elitis. “Cuma tahu siapa yang bakal maju tapi tidak tahu apa program-programnya,” jelas Bambang, 40, warga Sumberan, Candibinangun, Pakem. http://www.harianjogja.com/web2/beritas/detailberita/14861/kampanye-terakhir-memanas-view.html
Home
pilkada DIY
Kampanye putaran terakhir di Sleman dan Gunungkidul makin memanas
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam