Selamat datang di Berita Lampung Online

SMS Kunci Jawaban UN Meluas Pengawas tak Berdaya

Tuesday, March 23, 20100 komentar

Berita lampung, SMS Kunci Jawaban UN Meluas Pengawas tak Berdaya, SMS Kunci Jawaban UN Meluas Pengawas tak Berdaya, Masih saja ada pihak-pihak tertentu yang berusaha mengacaukan ujian nasional (UN). Setelah Bandarlampung, kunci jawaban UN tingkat SMA sederajat kini tersebar di Lampung Selatan. Modusnya sama, melalui pesan singkat atau short messages service (SMS) telepon selular.

Pada hari pertama pelaksanaan UN dengan mata pelajaran bahasa Indonesia, Senin (22/3), ada beberapa siswa mendapatkan SMS melalui handphone bertuliskan B. Indonesia (ganjil) a, b, b, b, a, d, a, d, c, d, c, b, e, e, a, b, c, a, a, b, c, b, a, e, d, b, d, a, b, e, e, c, e, c, d, b, a, a, a, b, c, d, b, e, c, c, b, c, c, dan e. Para siswa mendapatkan SMS pada Minggu (21/3) sore atau sehari sebelum pelaksanaan UN.

SMS-SMS yang tak dapat dipertanggungjawabkan itu kemudian juga beredar pada hari kedua kemarin (23/3) untuk mata pelajaran bahasa Inggris. Meski mendapatkan SMS itu, Yu (17), siswi SMAN 2 Kalianda, tak begitu saja percaya.

Dia juga mendapatkan jawaban soal pada hari pertama UN dengan soal bahasa Indonesia dan sosiologi. ’’SMS jawaban itu dia terima satu hari sebelum pelaksanaan UN,” ungkap siswi jurusan ilmu pengetahuan sosial (IPS) ini.Jawaban dengan soal bahasa Indonesia dan sosiologi itu tidak hanya satu sumber. Penuturan siswi yang memiliki rambut panjang sebahu ini, ia menerima lebih dari tiga SMS jawaban berbeda-beda.

’’Kalau dihitung sekitar empat SMS yang saya terima. Masing-masing SMS berbeda kunci jawabannya,” tutur warga Desa Kedaton, Kecamatan Kalianda, yang meminta namanya tidak disebutkan ini. Hal senada dikatakan Mi (17), siswi SMAN 1 Kalianda. Untuk hari pertama ujian, dia menerima jawaban sekitar pukul 17.00 Wib, Minggu (21/3).

Menurutnya, jawaban yang disebarkan menggunakan nomor provider XL itu hampir diterima teman-teman di sekolahnya. Namun, setelah disesuaikan dengan soal yang diujikan, jawaban sama sekali dapat dipertanggungjawabkan.
Menanggapi hal itu, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Lamsel meminta seluruh peserta UN tidak percaya pada kunci jawaban soal-soal melalui SMS selama pelaksanaan UN.

Sekretaris Disdikpora Lamsel Drs. Teguh Irianto, M.M. mengatakan, kunci jawaban soal-soal yang dikirim melalui sms dilakukan oknum yang tidak bertanggung jawab. ’’Percaya kepada kemampuan diri sendiri itu yang lebih baik,” ungkap Teguh. Meski demikian, satuan kerja (satker) ini menegaskan upaya mengantisipasi kebocoran soal dalam pelaksanaan UN tahun ini sudah dilakukan semaksimal mungkin. Sementara itu, pelaksanaan hari kedua UN di Lamsel berjalan lancar. Para peserta yang hadir mengikuti ujian seluruhnya mendapatkan lembar soal-soal dan lembar jawaban kerja (LJK) dengan kondisi baik.

Materi UN dikawal ketat petugas kepolisian dan pengawas tim independen dari Universitas Lampung (Unila) serta masing-masing sekolah penyelenggara UN.
Hingga pelaksanaan UN hari kedua, ketidakhadiran peserta UN masih mewarnai sejumlah sekolah-sekolah. Sayangnya, Disdikpora Lamsel belum merekap secara keseluruhan jumlah siswa yang tidak hadir dari hari pertama hingga hari kedua.
Informasi yang dihimpun, di SMA Muhamadiyah Sidomulyo dari 35 peserta yang terdaftar terdapat tiga peserta tidak hadir dengan keterangan satu sakit dan dua lainnya tanpa keterangan jelas.

Hal sama terjadi di SMA Islam Ma’arif Pematangpasir, Kecamatan Ketapang. Di tempat ini terdapat tiga siswa yang tidak mengikuti UN dari hari pertama. Satu di antaranya meninggal dunia sebelum pelaksanaan UN dan dua lainnya tidak mengikuti proses KBM jauh sebelum UN dilaksanakan.

Kadisdikpora Lamsel Junaidi Sudrajat, S.H., M.H. mengatakan, tingkat ketidakhadiran peserta UN tahun ini sangat kecil. Sayangnya, Kadisdikpora tidak dapat merinci jumlah keseluruhan. ’’Kalau yang saya pantau di Kecamatan Natar, hanya satu siswa yang tidak hadir,” katanya.

Pengawas UN tak Berdaya
Ketua Tim Pengawas UN Provinsi Lampung Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akim, M.S. dengan tegas mengatakan, pihaknya sudah maksimal melakukan pengawasan sesuai prosedur operasional standar (POS) UN. Namun, jika benar terjadi adanya kecurangan sebagaimana dugaan masyarakat, dia mengaku tidak berdaya.

Sebab, sesuai POS tersebut, pengawas untuk setiap sekolah dari perguruan tinggi hanya satu orang dosen. ’’Tentu bisa Anda bayangkan bagaimana repotnya kami, satu orang pengawas mengawasi peserta yang mencapai ratusan di setiap sekolahnya,” katanya kemarin.

Meski demikian, pembantu rektor I Unila ini membantah sudah ada kecurangan dalam UN yang sedang berjalan. Apalagi beredarnya kunci jawaban. ’’Kami sama sekali belum menemukan,” bantahnya.

Kadisdik Lampung Ir. Johnson Napitupulu, M.Sc. melalui Sekretaris UN Provinsi Retno Setianingrum menyampaikan hal sama. ’’Itu hanya perbuatan iseng orang-orang tidak bertanggung jawab yang tidak suka terhadap penyelenggaraan UN,” tandasnya.
Disinggung adanya oknum guru yang menyebarkan kunci jawaban, menurut dia, juga tidak mungkin. ’’Sebab, mulai perusahaan pencetakan hingga pendistribusian ke sekolah, soal-soal UN tersebut dalam keadaan tersegel dan di bawah pengamanan ketat pihak kepolisian dan pengawasan tim pegawas,” katanya.

Begitu juga jika ada guru yang memanfaatkan kelengahan pengawas sekolah dengan memfotokopi kelebihan soal di kelas, kemungkinannya sangat kecil. Sebab, waktunya terbatas dan setiap guru ikut mengawasi pelaksanaan UN dengan sistem silang. ’’Jadi sama sekali tidak benar jika kunci jawaban maupun soal UN bocor. Apalagi dari panitia provinsi,” tegasnya.

Sementara pada UN hari kedua di SMAN 2 Bandarlampung kemarin tidak terlihat lagi siswa yang seenaknya. Tidak seperti UN sebelumnya, mereka terlihat terang-terangan mempersiapkan contekan, baik melalui kertas kecil yang diselipkan di balik tali ikat pinggang maupun melalui HP dengan modus satu dikumpulkan pada pengawas dan satunya lagi diselipkan di kaus kakinya.

Kepala Sekolah Drs. Sobirin membantah hal ini karena sudah diberitakan di media ini kemarin. Dia menegaskan dari awal, pihaknya memang sudah mewanti-wanti agar siswa maupun guru tidak melakukan kecurangan. ’’Apalagi mempercayai beredarnya kunci jawaban yang kebenarannya sangat diragukan,” pungkasnya
Share this article :

Post a Comment

Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam

 
Copyright © 2011. Berita Lampung - All Rights Reserved
Template Created by Pakar Lampung Proudly powered by Blogger