Berita lampung Sambil Ngusir Burung di Sawah, Paman Garap Ponakan, Bocah kelas 3 SD di Tanjung Beringin diperkosa pamannya, Suratmen (24) alias Men warga Suka Dame Timur, Kecamatan Hinai, Langkat. Kasus ini sempat membuat heboh warga karena korban sempat diejek teman sepermainannya.Sebut saja nama bocah itu Indah. Minggu (28/3) POSMETRO bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Langkat datang ke rumah Indah di Pasar VII Tanjung Beringin, Hinai, Langkat. Saat ditemui, anak kedua dari tiga bersaudara ini masih tanpak trauma. Apalagi jika bertemu dengan teman-teman sepermainannya.
Menurut Nurlela (30) ibu korban, peristiwa tersebut terungkap Jumat (26/3). Saat itu Indah yang baru pulang sekolah, tinggal sendirian di rumah. Ayahnya, Sarlan pergi bekerja dan dia sendiri pergi undangan ke Brandan. Nah, Suratmen pun masuk ke rumah dan langsung memeluk korban.
Selain memeluk tubuh Indah, pelaku juga mengerayangi seluruh tubuhnya. Namun saat korban hendak diperkosa, Indah berhasil lolos dan kabur ke rumah neneknya, Cik Ani lalu mengaku hendak diperkosa.
Tidak berapa lama, ibu Indah, Lela pulang. Cik Ani pun memberitahu apa yang telah dialami cucunya. Kontan Lela kaget dan menanyai putrinya itu. Awalnya Indah tak mengaku, namun kemudian buka mulut dan mengatakan sudah pernah diperkosa Suratmen di tengah-tengah sawah saat menjaga burung.
Jantung lela seakan copot dan langsung menemui suaminya. Keduanya pun ke rumah Suratmen untuk melabrak.“Apa gila aku memperkosa keponakan sendiri,” sangkal Suratmen ketika dilabrak.Meski membantah, Lela dan suaminya minta Suratmen bertemu Indah. Tak punya pilihan lain, Suratmen menemui Indah. Turut ikut istri Suratmen dan orangtuanya.
Saat Indah dan Suratmen dipertemukan berulang kali Suratmen mengaku tidak pernah memperkosa Indah. Bahkan Suratmen siap disumpah mengunakan Al Quran. “Sumpah Al Quran pun aku mau kalau dituduh mau memperkosa Indah tadi. Apa aku ini gila mau memperkosa keponakan sendiri, memang aku ada datang ke rumah, tapi bukan mau memperkosa,” kelitnya.
Indah yang mendengar sumpah serapah Men tidak ada mencabulinya, langsung berang dan mengamuk. “Sudahlah Pak Lek, jangan sumpah-sumpah Al Quran, bagusan Pak Lek mengaku. Pak Lek sudah memperkosa aku di tengah sawah, ngaku sajalah,” teriak Indah histeris sambil menangis.
Keluarga yang yakin akan penuturan Indah mendesak Suratmen segera berterus terang. “Ya memang aku sudah memperkosanya satu kali di sawah,” aku Suratmen. Pengakuan itu pula membuat suasana panas. Ibu korban mencaci maki Suratmen. Begitu juga sejumlah warga berdatangan ke rumah Indah dan nyaris menghakimi Suratmen. Beruntung Kepala Dusun VI, Pasar VII, Tanjung Beringin, Tumino Bolon (54) datang menenangkan warga.
“Jangan ada yang bertindak melanggar hukum, persoalan ini kita serahkan saja ke pihak berwajib, “ kata Bolon kepada warganya. Tidak berapa lama petugas dari Polsek Hinai mengamankan tersangka.
Kata Lela, ibu korban, putrinya diperkosa di tengah sawah sekitar bulan Januari 2010. Ketika itu Indah ikut ke sawah bersama ayahnya, Sarlan. Tapi Sarlan meninggalkan Indah di sebuah gubuk di tengah persawahan, tempat biasa mereka menjaga burung. Kebetulan, Sarlan hendak mengambil kelapa untuk dijual ke pasar.
Di tempat yang sama, Suratmen juga berada di gubuk untuk menjaga burung. Persawahan Suratmen dan Sarlan memang berdampingan.“Sawah kami bersebelehan, jadi setiap kali menjaga burung, Suratmen selalu berteduh di gubuk kami itu,” kenang Lela.Rupanya kehadiran Indah di gubuk tersebut, mengundang nafsu setan Suratmen yang tak lain adalah pamannya sendiri. Suratmen menggagahi Indah. Sumber http://posmetro-medan.com/index.php?open=view&newsid=16679
Post a Comment
Silahkan Anda Komentari Tulisan di blog ini, Maaf Tidak Untuk berpromosi atau dianggap spam