Bayi Tanpa Jaringan Otak di Lampung

Bayi Tanpa Jaringan Otak di Lampung, Rumah Sakit Daerah Demang Sepulau Raya (RSD-DSR) Gunungsugih, Lampung Tengah, merawat seorang bayi yang tidak memiliki jaringan otak. Dalam istilah medis disebut anencephaly. Bayi laki-laki seberat 3,5 kg pasangan suami-istri Budiono (27) dan Sriatun (27), warga Dusun 2, Kampung Bangunrejo, Kecamatan Gunungsugih, itu dibawa ke rumah sakit setelah dilahirkan pada Kamis (4/3) sekitar pukul 12.00 WIB di rumah klinik Bidan Sri di Kampung Bangunrejo.

Lilis, bibi sang bayi, kemarin mengatakan bahwa Sriatun melahirkan bayinya di sebuah klinik di Kampung Bangunrejo. Begitu dilahirkan dan diketahui bayi itu memiliki kelainan, bayi pun langsung dibawa ke RSD-DSR. ’’Sriatun melahirkan sekitar pukul 12.00 WIB. Tidak lama dari itu, bayi ini langsung dibawa ke rumah sakit," ungkapnya.

Lilis mengatakan, ketika sang bayi dilahirkan, ayahnya sedang bekerja di Jakarta. Ayahnya bekerja sebagai satpam di Jakarta dan telah dikabari terkait kondisi bayi tersebut. ’’Begitupun ibunya, Sriatun, sudah mengetahui kondisi bayi yang baru dilahirkannya. Mengetahui hal itu, ia hanya bisa menangis. Hingga kemarin, ibunya masih dirawat di bidan tempatnya melahirkan," bebernya.

Lilis menambahkan, selama mengandung, Sriatun tidak mengeluh adanya kelainan atau hal-hal yang tidak wajar. Bahkan tidak ada firasat bahwa kondisi bayi yang dikandungnya akan seperti ini. ’’Segalanya normal-normal saja selama mengandung. Melahirkan pun memang pada waktunya ketika kandungan berumur sembilan bulan," jelasnya.
Ia menambahkan, kini pihak keluarga masih mengusahakan jamkesmas guna meringankan biaya. ’’Kini sedang diurus surat-surat di kampung," ungkapnya.
Sementara, dr.

Yasrizal yang menangani bayi ini mengaku bahwa bayi yang baru lahir dengan berat 3,5 kg tersebut tidak memiliki jaringan otak atau isilah medisnya anencephaly. ’’Penyebab terjadinya anencephaly dikarenakan gangguan waktu pembentukan jaringan otak. Bisa karena faktor infeksi, gangguan nutrisi, dan gangguan oksigenasi. Sebab. terjadi pada trimester pertama kehamilan,” terangnya.